Saudagar Minang Raya

Categories
Artikel

Ini Obyek Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Bukittinggi

Bukittinggi merupakan salah satu kota bersejarah di Sumatera Barat. Terletak di dataran tinggi, kehadiran kota ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Pada masa kolonial Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan orang Belanda dan tempat peristirahatan para opsir. Kota ini mendapat julukan Parijs van Sumatra karena pesonanya yang indah. Pada masa pemerintahan Jepang, kota ini mendapat kedudukan penting sebagai pusat pengendalian pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, hingga ke Selat Malaka.

Banyak tokoh pendiri bangsa berasal dari Bukittinggi, salah satunya Mohammad Hatta yang merupakan Bapak Proklamator dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Sebagai kota perjuangan, Bukittinggi pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia. 

Berkunjung ke Bukittinggi berarti harus menyelami keunikan sejarahnya. Berikut adalah beberapa obyek wisata sejarah yang wajib dikunjungi untuk mengenal Kota Bukittinggi.

  1. Benteng Fort de Kock

Ini Obyek Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Bukittinggi

Benteng Fort de Kock adalah bangunan peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang dibangun pada abad ke-19. Kehadiran benteng ini tidak bisa dilepaskan dari asal-usul Bukittinggi. 

Pada mulanya kota ini merupakan sebuah pasar tempat orang Agam Tuo datang berniaga. Namun, setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi tempat kubu pertahanan orang Belanda melawan kaum Paderi. Pembangunan kota ini ditandai dengan pembangunan Benteng Fort de Kock pada 1825. Bangunan ini menjadi saksi bisu penjajahan Belanda di Minangkabau. 

Saat ini, Benteng Fort de Kock hanya meninggalkan sisa-sisa parit dengan lebar sekitar tiga meter, bekas pondasi berbentuk persegi empat, bak air setinggi 20 meter, dan delapan buah meriam. Pemerintah setempat telah memugar kawasan ini dan mengubahnya menjadi Taman Kota Bukittinggi dan Taman Burung Tropis.

  1. Jam Gadang 

Jam Gadang adalah menara jam yang menjadi ikon kota Bukittinggi. Terletak di pusat kota, menara jam ini memiliki tinggi 27 meter dengan jam berukuran besar berdiameter 80 centimeter di empat sisinya. Oleh karena itu, menara jam ini dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau untuk “jam besar”. 

Pembangunan Jam Gadang diresmikan pada 1927 sebagai hadiah untuk Sultan Muhammad Jamil Syah atas kesetiaannya selama masa penjajahan. Jam itu sendiri merupakan hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina.  

Sejak didirikan, bentuk atap menara jam sudah tiga kali mengalami perubahan. Awalnya, atap Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Bentuk atap tersebut lalu berubah menyerupai Kuil Shinto pada masa penjajahan Jepang. Lalu, berubah lagi setelah Indonesia merdeka, persisnya pada 1953, menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minangkabau, yakni rumah gadang.

  1. Ngarai Sianok 

Ini Obyek Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi di Bukittinggi

Ngarai Sianok adalah lembah yang terletak di sebelah selatan Kota Bukittinggi. Lembah ini memiliki dalam jurang sekitar 100 meter, dan membentang sepanjang 15 kilometer dengan lebar sekitar 200 meter. Karena pemandangannya sangat indah, Ngarai Sianok menjadi salah satu daya tarik wisata di Bukittinggi.

Ngarai Sianok juga memiliki nilai sejarah, di mana pernah menjadi jalur pergerakan tentara pembebasan nasional selama perang kemerdekaan Indonesia.

  1. Rumah Kelahiran Bung Hatta 

Muhammad Hatta adalah salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia. Dia lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Rumah kelahirannya berada di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi. Dengan mengunjungi rumah ini, wisatawan bisa mengenal lebih dekat kehidupan masa kecil Wakil Presiden pertama Indonesia itu. 

Bentuk fisik awal rumah tersebut sebenarnya sudah runtuh pada 1960-an. Namun, rumah itu dibangun ulang atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta sebagai upaya memperoleh gambaran masa kecil  Muhammad Hatta di Bukittinggi. Di rumah ini, pengunjung juga bisa menemukan sepeda ontel tua dan dokar tua yang dahulu pernah dipergunakan Bung Hatta semasa mudanya.

Baca juga:

Nah, demikian beberapa tempat wisata sejarah yang wajib kamu kunjungi di Bukittinggi. Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, kamu akan dapat mengetahui warisan sejarah yang dimiliki oleh Kota Bukittinggi.

Categories
Artikel

Mengenal Sejarah Perkembangan Kota Padang

Mengutip dari buku yang berjudul Sejarah Kota Padang yang disusun oleh Sofwan dkk, nama Padang berarti “dataran yang luas”. Kota Padang merupakan wilayah yang terdiri dari dataran rendah dan dikelilingi oleh perbukitan sehingga sebagian besar berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia (1987:1). Secara geografis, Kota Padang terletak di pantai barat pulau Sumatera antara 0o44′ dan 01o08′ Lintang Selatan dan 100o05′ dan 100o34′ Bujur Timur. Berdasarkan PP No. 17 Tahun 1980 Luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau 1,65% dari luas Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan. Luas geografisnya terdiri dari 51,01% hutan lindung, 7,35% bangunan dan perkebunan, dan sisanya lahan pertanian dan pemukiman (Padang.go.id). 

 

Sejarah Kota Padang bermula dari abad ke-15 bersamaan dengan sejarah Minangkabau dimana daerah ini awalnya merupakan pemukiman nelayan pada masa kekuasaan raja Adityawarman (Raja Minangkabau). Di Tambo Minangkabau, Padang disebut kawasan pantai. Orang pertama berasal dari Kubung XIII Solok Luhak Nan Tigo (Agam, Tanah Datar dan Limo Puluh Kota). Namun ketika mereka tiba, ada juga penduduk asli yang mereka sebut orang Rupit dan Tirau. Artinya kelompok masyarakat tersebut sudah ada sebelum wilayah kerajaan Minangkabau meluas sebelum mereka tiba di Padang. Namun pada abad yang sama, Kerajaan Aceh juga mulai mengembangkan wilayahnya, terutama memperluas wilayah komersial. 

Saat itu, kerajaan Aceh telah terbentuk. Mereka Pun berhasil menaklukkan Tiku, Pariaman dan Indrapura. Pedagang Tiku dan Pariaman singgah di Padang sebelum menuju Aceh. Saat itu, Kota Padang tidak sepenting Kota Pariaman yang saat itu ditunjuk oleh Raja Aceh menjadi markas panglima tertinggi bagi wilayah pesisir Sumatera Barat. Pada awal abad ke-14, VOC memulai aktivitasnya di Indonesia. Mereka datang ke Padang melalui Pulau Cingkuk. Kemudian, selang beberapa tahun, mereka juga membangun  pemukiman yang sekarang disebut Batang Arau. Kawasan pemukiman tersebut kini juga berkembang menjadi kawasan Muara Padang. Sejak saat itu, Belanda mulai mempekerjakan pejabat perdagangan dan membangun gudang untuk menyimpan barang-barang mereka sebelum dikirim melalui pelabuhan Muara Padang. Menurut informasi yang diterima, nampaknya Belanda semakin meningkatkan aktivitasnya di wilayah ini dari tahun ke tahun. Sehingga, menjelang akhir zaman VOC tahun 1799, Padang sudah menjadi pelabuhan terpenting di pesisir barat pulau Sumatera yang juga dijadikan tempat pertemuan penduduk desa-desa sekitarnya yang hidup dari perdagangan Belanda. Selain Belanda, pedagang asing lainnya juga singgah di Padang. Beberapa di antaranya adalah Inggris, Prancis, Portugis dan Cina. Jadi, Kota Padang saat itu tidak hanya dihuni oleh pribumi, namun juga oleh beberapa orang asing. Dari desa nelayan, Padang berkembang menjadi pelabuhan komersial internasional.

 

Mengenal Sejarah Perkembangan Kota Padang

 

Menjelang akhir abad ke-18, kota Padang hanya terdiri dari Batang Arau, Kampung Pecinan, Kampung Keling, Pasar Hilir, Pasar Mudik, Pulau Aia, Ranah Binuang, Alang Lawas dan Seberang Padang. Ketika pemerintah Belanda melalui de Stuers (1788-1861) menguasai Padang, kota ini diperluas ke utara hingga Nanggalo dan Ulak Karang, selatan hingga Teluk Bayur, timur hingga Lubuk Begalung, Marapalam dan Andalais. Pada masa ini terjadi masa peralihan dimana wilayah kekuasaan yang dijalankan oleh pangeran kemudian digantikan oleh wijk atau sistem pemerintahan desa. Penghulu Wijk tidak lagi menjadi kepala pemerintahan marga atau suku, tetapi untuk kota atau wijk. Setiap wijk yang diawetkan adalah:

 

Wijk I:

Desa Mata Air dan Desa Durian. Wijk II:

Puruksen, Damarin, Olon, Ujung Pandanin kaj Rimbo Kaluangin kylät.

Wijk III:

Javanesisches Dorf, Sawahan, Belantung, Terandam und Teak.

Wijk IV:

Pondok Pondok, nächstes Dorf, Berok, chinesisches Dorf und hinter Tangsi.

Wijk V:

Dorf Parak Gadang, Simpang Haru und Andalas.

Wijk VI:

Alang Lawas, Ganting, Ranah Binuang, Pasa Gadang, das Dorf Nias und Pagargam. Wijk VII:

Desa Teluk Bayur, Air Manis, Padang dan Teleng.

Wijk VIII:

Nanggalo dan Ulak Karang.

 

Pemekaran kawasan perkotaan selanjutnya kemudian diperluas membentuk Wijk IX, yaitu Lubuk Begalung, Sungai Barameh, Parak Laweh dan Gurun Laweh. Semua Panghulu Wijk ini tergabung dalam satu badan yang disebut Dewan Penghulu Wijk yang dipimpin oleh seorang penguasa yang ditunjuk oleh pemerintah Hindia Belanda. Penguasa didampingi oleh seorang wakil. Pada tahun 1905, atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada bulan April 1905, ditetapkan batas kota Padang. Kemudian berdasarkan Surat Edaran Pemerintah Nomor 321 Tahun 1913, wilayah kota Padang dibagi menjadi beberapa kabupaten yaitu :

Kabupaten Dataran Tinggi

Kabupaten Batang Arau

Kecamatan Binuang

Pusat rumah

Kecamatan Pauh IX

Kecamatan Sungkai

Distrik 7 Lurah Pauh V

 

Mengenal Sejarah Perkembangan Kota Padang

 

Ketujuh kecamatan tersebut disebut juga dengan Luhak dan dikepalai oleh seorang wakil presiden, namun dalam kehidupan sehari-hari disebut juga dengan Tuanku Luak. Yakni, selain ketujuh kabupaten tersebut, Kota Padang terbagi menjadi dua bagian; Padang Kota yang meliputi Kabupaten Tanah Tinggi, Batang Arau dan Binuang; dan Luar Kota Padang, d. H. Koto Tengah, Pauh IX, Sungkai and Pauh V. Ketika tentara pendudukan Jepang menyerbu negara itu pada 17 Maret 1942, Belanda meninggalkan kota Padang dengan panik. Pada saat yang sama, Soekarno terjebak di kota ini karena Belanda ingin membawanya dan melarikan diri ke Australia. Panglima tentara Jepang kemudian menemuinya di Sumatera untuk membicarakan masa depan Indonesia. Ketika Jepang mampu menguasai keadaan, kota ini dijadikan sebagai kota administratif untuk pembangunan dan pekerjaan umum.

 

Berita kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 tidak sampai ke kota Padang hingga akhir Agustus. Namun, pada tanggal 10 Oktober 1945, pasukan Sekutu memasuki melalui pelabuhan Teluk Bayur, dan kota tersebut kemudian diduduki selama 15 bulan. Pada tanggal 9 Maret 1950, kota Padang dikembalikan ke tangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (RIS) Nomor 111, setelah sebelumnya menjadi negara RIS. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 225 Tahun 1948, pada tanggal 15 Agustus 1950 Gubernur Sumatera Tengah memutuskan untuk memperluas wilayahnya dengan Surat Keputusan Nomor 65/GP-50. Pada tanggal 29 Mei 1958, dengan Surat Keputusan No. 1/g/PD/1958, Gubernur Sumatera Barat menetapkan Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatera Barat secara de facto dan secara de jure pada tahun 1975 ditandai dengan disahkannya undang-undang tersebut. Nomor 5 Tahun 1958. Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Setelah mempertimbangkan segala keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat, maka pemerintah pusat mengeluarkan Keputusan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 yang memerintahkan perubahan batas Kota Padang sebagai pemerintahan daerah.

 

Baca juga:

Dengan Surat Keputusan No. 103 yang dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 17 Mei 1946, Padang dinyatakan sebagai kota besar.

Categories
Artikel

Sumatera Barat Menjadi Salah Satu Masa Depan Bisnis Indonesia

Sumatera Barat adalah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Secara geografis, Sumatera Barat berada di bagian barat Pulau Sumatera dan berbatasan dengan provinsi Riau di sebelah utara, Sumatera Utara di sebelah timur laut, Danau Maninjau dan Padang Pariaman di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Bengkulu di sebelah barat daya.

 

Wilayah Sumatera Barat memiliki topografi yang sangat beragam, terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan daerah pantai. Sebagian besar wilayah di sini adalah pegunungan dan dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata sekitar 450-500 meter di atas permukaan laut. Pegunungan tertinggi di Provinsi ini adalah Gunung Kerinci, yang juga merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut.

 

Sumatera Barat Menjadi Salah Satu Masa Depan Bisnis Indonesia

 

Selain pegunungan dan dataran tinggi, Sumatera Barat juga memiliki dataran rendah dan pantai yang indah. Beberapa wilayah pantai di Provinsi ini yang terkenal antara lain Pantai Padang, Pantai Carocok, dan Pulau Cubadak.

 

Secara keseluruhan, topografi Sumatera Barat yang beragam menciptakan berbagai jenis ekosistem dan kondisi iklim yang berbeda-beda di wilayah tersebut. Hal ini memengaruhi keanekaragaman hayati di sini dan membuat provinsi ini memiliki potensi pariwisata yang menarik.

 

Selain itu,  provinsi ini juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk mineral, hayati, dan energi.

 

Mineral adalah salah satu sumber daya alam yang banyak terdapat di Sumatera Barat. Beberapa jenis mineral yang terdapat di provinsi ini antara lain bijih emas, tembaga, besi, dan mangan. Wilayah yang kaya akan mineral emas adalah di sekitar Pegunungan Meratus di Kabupaten Solok, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan potensi bijih tembaga cukup besar di wilayah Bukittinggi, Padang Pariaman, dan Lima Puluh Kota.

 

Energi juga menjadi salah satu sumber daya alam penting di Sumatera Barat. Wilayah ini memiliki potensi energi hidrolik dan panas bumi yang cukup besar. Beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Provinsi ini, antara lain PLTA Batang Agam dan PLTA Koto Panjang. Sedangkan untuk potensi energi panas bumi, Sumatera Barat memiliki potensi yang cukup besar di daerah Solok Selatan dan Solok.

 

Kemudian, pemanfaatan sumber daya hayati juga menjadi salah satu kegiatan utama di Sumatera Barat. Provinsi ini memiliki beragam jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, kelapa sawit, dan karet. Selain itu, Sumatera Barat juga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, seperti berbagai jenis burung, reptil, dan mamalia. Sumber daya hayati ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari, dan juga menjadi potensi untuk industri makanan dan minuman.

 

Lalu, sektor pertanian juga menjadi salah satu kegiatan utama masyarakat di Sumatera Barat. Provinsi ini memiliki tanah yang subur dan cocok untuk pertanian, seperti padi, jagung, kopi, kelapa sawit, dan karet. Selain itu, Sumber daya hayati ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari, dan juga menjadi potensi untuk industri makanan dan minuman. Pemanfaatan sektor pertanian di sini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Tidak hanya itu, perikanan juga menjadi sektor penting dalam pemanfaatan sumber daya alam di Sumatera Barat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Provinsi ini juga memiliki perairan yang luas dan kaya akan ikan, udang, dan kerang. Pemanfaatan sumber daya perikanan ini dilakukan dengan cara tradisional atau modern, tergantung pada kondisi wilayah dan teknologi yang tersedia. Sektor perikanan sendiri diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan meningkatkan perekonomian daerah.

 

Oleh karena itu dengan berlimpahnya sumber daya alam di Sumatera Barat, perlu diperhatikan bagaimana pemanfaatannya yang tidak akan merusak lingkungan. Karena akan berdampak besar terhadap masyarakat dan pemerintah, sewaktu-waktu bisa jadi menjadi pemicu terjadinya bencana ekologis, lantaran salah pengelolaan.

 

Walaupun demikian, pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi sumber daya alam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat kebijakan dan regulasi yang ketat terhadap pemanfaatan sumber daya alam. Pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang izin eksploitasi mineral, kehutanan, pertanian, dan perikanan. Izin tersebut hanya diberikan jika pemohon dapat menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak merusak lingkungan dan alam.

 

Selain itu, pemerintah dan masyarakat juga melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam. Dalam hal ini, pemerintah membentuk badan-badan pengawasan dan pengendalian yang bertugas untuk memantau dan mengontrol kegiatan eksploitasi sumber daya alam. Masyarakat setempat juga berperan aktif dalam pengawasan dan pengendalian kegiatan eksploitasi sumber daya alam. Mereka membentuk kelompok-kelompok pengawas alam yang bertugas untuk memantau kegiatan eksploitasi sumber daya alam di daerah mereka.

 

Upaya lain yang dilakukan untuk melindungi sumber daya alam adalah dengan melakukan konservasi dan rehabilitasi lingkungan. Pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya-upaya untuk menghijaukan kembali daerah-daerah yang terkena deforestasi, seperti melakukan penanaman kembali hutan dan pengembangan kebun-kebun rakyat. Selain itu, mereka juga melakukan upaya untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dengan mengembangkan taman-taman nasional dan menempatkan beberapa spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah dalam penangkaran.

 

Bagaimana Prospek Masa Depan Perekonomian Sumatera Barat

 

Sumatera Barat Menjadi Salah Satu Masa Depan Bisnis Indonesia

 

Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan kualitas hidup masyarakat di masa depan. Berikut adalah beberapa prospek masa depan sumber daya alam Sumatera Barat.

 

  • Sektor Pertanian

Pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi besar di Sumatera Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi pertanian dan mengembangkan agrowisata sebagai sumber pendapatan baru. Di masa depan, potensi pertanian ini dapat terus meningkat melalui pengembangan teknologi pertanian yang lebih modern dan inovatif serta dukungan dari pemerintah dan swasta dalam hal penyediaan modal dan pasar.

 

  • Sektor Perikanan

Perikanan juga menjadi potensi besar Sumatera Barat, terutama di daerah pesisir yang memiliki sumber daya laut yang melimpah. Namun, pemanfaatan sumber daya laut harus dilakukan secara berkelanjutan agar keberlangsungan sumber daya laut dapat terjaga. Di masa depan, potensi perikanan ini dapat meningkat melalui pengembangan budidaya ikan dan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

 

  • Sektor Energi

Sumatera Barat memiliki potensi energi yang besar, seperti energi panas bumi, air, dan angin. Pemanfaatan energi terbarukan dapat menjadi sumber pendapatan baru dan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di masa depan, potensi energi terbarukan ini dapat terus dikembangkan melalui investasi dan dukungan dari pemerintah dan swasta.

 

  • Sektor Mineral

Sumatera Barat memiliki potensi mineral yang besar, seperti emas, perak, tembaga, dan nikel. Namun, eksploitasi mineral harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan agar tidak merusak lingkungan dan alam. Di masa depan, potensi mineral yang ada dapat terus dikembangkan melalui pengelolaan yang baik dan teknologi ekstraksi mineral yang lebih ramah lingkungan.

 

Baca juga:

 

Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan kualitas hidup masyarakat di masa depan. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat harus bersinergi dalam melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan bersama.

Categories
Artikel

Minangkabau: Keunikan Budaya serta Adat Istiadat nya

Minangkabau sebagai salah satu budaya dengan ragam keunikan tidak hanya terkenal di tingkat Nasional, namun juga Internasional. Bagaimana tidak? Salah satu makanan khas Minangkabau yaitu rendang, dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN sejak tahun 2017 silam. Kuliner ini merupakan incaran bagi turis domestik maupun mancanegara. Kuliner yang berbahan dasar daging ini memiliki cita rasa yang unik dan kaya akan rempah-rempah. Tidak hanya keunikan kulinernya, Minangkabau juga memiliki keunikan lainnya seperti adat istiadat, arsitektur rumah, permainan tradisional dan lainnya sesuai dengan penjelasan berikut:

Permainan Tradisional

Minangkabau: Keunikan Budaya serta Adat Istiadat nya

Beberapa permainan tradisional Minangkabau sampai saat ini masih marak di beberapa perayaan, seperti permainan bakiak, gasiang Permainan bakiak (Terompah Panjang) atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Permainan ini menggunakan sebuah alas kaki (Sandal) yang terbuat dari kayu berukuran panjang untuk dipakai oleh beberapa orang sekaligus. Permainan bakiak membutuhkan kerja sama tim untuk berjalan selaras, berbarengan  dari garis start hingga ke garis finish. Gasiang, Gasing (atau disebut juga Gangsing) adalah mainan yang berputar pada suatu sumbu dan seimbang pada satu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan oleh arkeolog. Selain digunakan sebagai mainan anak-anak dan orang dewasa, permainan gasiang terkadang juga dimainkan dengan cara bertaruh dan sebagai ramalan. Selain bakiak dan gangsiang, juga ada beberapa permainan unik tradisional Minangkabau lainnya seperti gundu, randai dan sebagainya.

Arsitektur Bangunan

Arsitektur bangunan khas Minangkabau menjadi salah satu yang mencolok. Bagaimana tidak? Bangunan ini merepresentasikan nama dari Minangkabau itu sendiri yang mengambil kata “kabau” atau dalam bahasa Indonesia “kerbau” yang bertanduk. Bentuk tanduk ini lalu dijadikan desain rumah tradisional Minangkabau yang disebut sebagai “gonjong” pada bagian atap. Oleh sebab itu, rumah tradisional ini disebut sebagai rumah gonjong atau sebutan lainnya rumah gadang.

Adat Istiadat

Minangkabau: Keunikan Budaya serta Adat Istiadat nya

Beragam adat istiadat Minangkabau sampai saat ini masih dilaksanakan. Pada setiap perayaan, berbeda pula  adatnya mulai dari perkawinan, upacara, selamatan, bahkan saat musim panen, dan penyambutan bulan suci Ramadhan. Saat pelaksanaan perkawinan, salah satu adatnya adalah malam bainai. Malam bainai diartikan sebagai malam terakhir bagi mempelai wanita untuk merasa bebas sebagai wanita lajang. Bainai secara harfiah berarti pemakaian inai atau penggunaan inai, yaitu pengolesan daun inai yang ditumbuk halus,pada kuku pengantin wanita. Selanjutnya yaitu adat balimau untuk penyambutan bulan Ramadhan. “Balimau” atau jika diartikan ke Bahasa Indonesia berarti “mandi”, biasanya dilaksanakan di sungai dengan melakukan ritual mandi bersama dan meminta maaf satu sama lain. Tradisi ini dipercaya dapat menyucikan roh sebelum menyambut bulan suci.

Baca juga:

Kuliner Tradisional

Kuliner khas Minangkabau yang terkenal hingga ke mancanegara adalah rendang. Rendang merupakan masakan daging yang dimasak dengan rempah-rempah khas dan direbus hingga kering. Selain rendang, makanan khas lainnya adalah gulai ikan, sate padang, ketupat sayur, dan dendeng balado, dan lainnya.

Categories
Artikel

Potensi Ekonomi dan Pariwisata Sumatera Barat: Jelajahi Keindahan dan Kemajuan

Sumatera Barat (Sumbar) merupakan daerah memiliki banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan. Banyak bidang mulai dari investasi, pariwisata, pertanian, kelautan, dan lainnya bisa dikembangkan. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pemerintah dalam kebijakan  pembangunan.

Misalnya pada sektor pertanian, pemerintah daerah menetapkan ini sebagai sektor potensial untuk dikembangkan. Pemerintah daerah telah menetapkan ini dalam prioritas pembangunan dalam upaya meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Begitu juga dengan sektor pariwisata, karena Sumbar memiliki banyak tempat-tempat indah untuk dikunjungi. Pemerintah daerah sendiri juga telah menetapkan peningkatan kunjungan wisata yang salah satu dampaknya menaikkan kondisi ekonomi masyarakat.

Pembangunan ekonomi tidak lepas dari perencanaan, penggunaan, pengelolaan dan penyelamatan sumber daya alam yang harus dilakukan dengan lebih cermat. Lalu bagaimana gambaran potensi ekonomi di Sumatera Barat? Simak penjelasan di bawah ini:

A. Sejarah Sumatera Barat dan Kebudayaan Minangkabau

Dikutip dari laman resmi Pemprov Sumbar, Sumatera Barat merupakan Provinsi yang mempunyai sejarah panjang, dimana setiap sejarahnya mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.

Provinsi dengan jumlah penduduk 5.534,472 berdasarkan sensus 2020 ini memang dihuni dominan oleh masyarakat yang beretnis Minang, sehingga wajar saja jika Sumatera Barat dikenal lewat suku Minangkabau.

Pada awalnya, sejarah Minangkabau bermula pada masa kerajaan Adityawarman, yang merupakan tokoh penting. Dia seorang Raja yang tidak ingin disebut sebagai Raja, pernah memerintah di Pagaruyuang, daerah pusat kerajaan Minangkabau. Selain itu dia juga orang pertama yang memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat.

Sejak Pemerintahan Raja Adityawarman tepatnya pertengahan abad ke – 17, daerah ini menjadi lebih terbuka dengan dunia luar khususnya Aceh. Karena hubungan dengan Aceh yang semakin intensif melalui kegiatan ekonomi , akhirnya mulai berkembang nilai baru yang menjadi landasan sosial budaya masyarakat Sumatera Barat.

Islam sebagai agama masyarakatnya berkembang dikalangan masyarakat yang sebelumnya  didominasi agama Budha. Selain itu sebagian kawasan di pesisir pantai saat itu berada di bawah kerajaan kekuasaan Pagaruyung, namun kemudian bagian dari kesultanan Aceh.

Seiring perkembangan zaman, Sumatera Barat menjadi wilayah yang lebih terbuka. Hal ini menyebabkan kebudayaan semakin berkembang oleh bercampurnya para pendatang. Berbagai macam pengaruh datang ke Sumatera Barat dalam perjalanannya.

Kemudian, pada masa awal kemerdekaan di tahun 1945, daerah Sumatera Barat bergabung dengan Provinsi Sumatera Barat yang berdomisili di Bukittinggi. Tahun 1949 Provinsi Sumatera mengalami perpecahan menjadi 3 kawasan, yakni Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sumatera Tengah yang mencangkup Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

Penduduk Sumatera Barat dihuni oleh mayoritas oleh suku Minangkabau. Selain suku Minang, di wilayah Pasaman juga dihuni oleh Suku Mandailing dan suku Batak. Kemudian di daerah Silaut dan Sitiung yang merupakan daerah transmigrasi terdapat juga suku Jawa. 

Sebagian warga di daerah tersebut adalah Imigran keturunan Suriname yang kembali memilih pulang ke Indonesia pada akhir tahun 1950 an. Para imigran itu ditempatkan di daerah Sitiung. 

Selanjutnya ada juga mayoritas penduduk suku Mentawai berdomisili di kepulauan Mentawai dan sangat jarang ditemui penduduk suku Minangkabau. Ada juga suku lainnya seperti etnis Tionghoa lebih banyak menetap di Kota – kota besar seperti Bukittinggi, Padang dan Payakumbuh.

B. Potensi Ekonomi di Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat punya potensi ekonomi yang cukup besar terutama di sektor pertanian, perikanan, dan industri kecil dan menengah (IKM). Berikut sejumlah potensi ekonomi di Sumatera Barat:

  1. Pertanian

Sumatera Barat punya lahan yang subur dan cocok untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman seperti padi, kopi, coklat, dan sayuran. Daerah ini juga terkenal dengan kopi Gayo yang berkualitas tinggi dan banyak dikenal di  dunia. Selain itu, pertanian juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

  1. Perikanan

Sumatera Barat memiliki wilayah laut yang luas dengan sumber daya laut melimpah, khususnya ikan dan udang. Pemerintah setempat sudah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi perikanan seperti pembangunan sentra-sentra perikanan dan mendorong hadirnya pengembangan budidaya ikan air tawar.

  1. Sektor UMKM

UMKM sangat berpotensi dikembangkan karena Sumatera Barat memiliki banyak pengusaha kecil dan menengah yang terlibat dalam berbagai sektor industri seperti tekstil, kulit, kerajinan tangan, makanan dan minuman. Pemerintah daerah juga memberikan stimulus dukungan dan fasilitas untuk memudahkan pertumbuhan industri kecil dan menengah di daerah tersebut.

  1. Pariwisata

Pariwisata merupakan sektor yang berpotensi terus dikembangkan di Sumatera Barat. Pariwisata bakal menggerakkan banyak sektor karena meningkatnya mobilitas seperti sektor hotel, restoran, dan jasa transportasi. Namun hal harus didukung dengan kemudahan layanan hingga infrastruktur yang mendukung.

Banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki, membuat Sumatera Barat memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan meningkatkan perekonomiannya, serta membuka peluang investasi bagi pelaku bisnis di dalam maupun luar negeri.

C. Keunggulan Pariwisata Sumatera Barat

Menjadi provinsi yang berada di sisi barat Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Barat memiliki paket lengkap keindahan alam mulai dari pantai, laut, pulau, danau, bukit, lembah, pegunungan, kuliner hingga kekayaan adat istiadat.

Misalnya untuk wisata bahari Sumbar memiliki Pantai Padang dengan pesona matahari terbenam, hingga Pantai Air Manis yang dikenal lewat legenda si Malin Kundang anak durhaka. Sementara bagi pecinta olahraga surfing, bisa menikmati tingginya ombak di Pulau Mentawai.

Begitu pula dengan pecinta wisata air, terdapat sejumlah pulau kecil di Kota Padang yang menarik untuk dikunjungi, bahkan bisa berkemah. Pulau-pulau kecil ini menggoda untuk dikunjungi mulai dari Pasumpahan, Pamutusan hingga kawasan Mandeh yang disebut sebagai Raja Ampat-nya Sumbar.

Sementara bagi yang menyukai rekreasi ke pegunungan bisa berkunjung ke Kota Bukittinggi. Sejuknya udara kota dengan ikon jam gadang hingga pemandangan eksotik Ngarai Sianok akan memanjakan mata pengunjung.

Pengunjung juga bisa berekreasi dengan mendaki berbagai gunung menarik di Sumbar seperti Marapi, Singgalang, Talang dan gunung lainnya. Belum lagi ada berbagai danau indah seperti Danau Kembar, Danau Maninjau hingga Danau Singkarak yang menarik untuk disinggahi.

Tidak hanya berkunjung ke alamnya, setiap orang yang datang akan lidahnya akan dimanjakan dengan berbagai sajian kuliner mulai dari nasi Padang, nasi kapau, sate, gulai kepala ikan, soto padang, rendang sampai beragam penganan tradisional yang sangat nikmat.

Selain alam dan kuliner, yang tak kalah menarik adalah budaya dan berbagai atraksinya. Diantara atraksi budaya yang menarik dan unik seperti Hoyak Tabuik di Pariaman, Pacu Jawi di Tanah Datar, Serak Gulo di Padang, dan banyak atraksi budaya lainnya.

D. Upaya Pengembangan Ekonomi dan Pariwisata Sumatera Barat

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk mengembangkan ekonomi dan pariwisata Sumatera Barat, termasuk investasi, promosi, dan peningkatan berbagai infrastruktur pendukung.

Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi dan pariwisata yang besar. Pemerintah dan swasta telah telah berupaya melakukan sejumlah inovasi untuk mengembangkan ekonomi dan pariwisata. 

Beberapa usaha tersebut antara lain:

  1. Menarik Investasi

Pemerintah dan swasta melakukan berbagai usaha untuk menarik investasi ke Sumatera Barat. Sejumlah sektor yang menjadi fokus investasi adalah pariwisata, perkebunan, pertanian, dan industri. 

Adapun contoh investasi yang telah masuk ke Sumatera Barat seperti pembangunan hotel dan resort, investasi pada bidang perkebunan seperti perkebunan kopi dan teh. Begitu juga dengan investasi dalam bidang industri seperti pabrik pengolahan kayu.

  1. Promosi Wisata

Pemerintah dan swasta sudah banyak  melakukan berbagai usaha untuk promosi menarik wisatawan ke Sumatera Barat. Contoh promosi yaitu menggelar pameran pariwisata, promosi melalui media sosial dan internet, serta promosi melalui media cetak dan elektronik. 

Promosi lewat media sosial dilakukan dengan menggaet sejumlah influencer untuk mengenalkan Sumatera Barat. Selain itu, Sumatera Barat sering menjadi tuan rumah sejumlah acara internasional seperti Festival Tabuik dan Festival Danau Maninjau.

  1. Peningkatan Infrastruktur

Pemerintah terus melakukan upaya meningkatkan infrastruktur mendukung. Diantara proyek yang telah dilakukan antara lain pembangunan jalan raya, pembangunan bandara internasional, dan pembangunan pelabuhan.

Peningkatan infrastruktur diharapkan bisa memudahkan akses wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

Itulah sejumlah upaya pemerintah dan swasta untuk mengembangkan ekonomi dan pariwisata Sumatera Barat. Usaha ini tentu diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kunjungan wisatawan.

E. Prospek Masa Depan Ekonomi dan Pariwisata Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat memiliki banyak potensi untuk terus mengembangkan sektor ekonomi dan pariwisata di masa depan. 

Berikut ini sejumlah prospek masa depan ekonomi dan pariwisata, antara lain:

  1. Peningkatan Kunjungan Wisatawan

Sumatera Barat memiliki banyak potensi di Sumatera Barat seperti wisata keindahan alam, budaya, dan kuliner yang menarik. Hadirnya berbagai upaya pemerintah dan swasta untuk meningkatkan promosi dan infrastruktur, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan di masa mendatang.

  1. Peningkatan Investasi

Banyak potensi investasi di Sumatera Barat di berbagai sektor seperti pariwisata, perkebunan, pertanian, dan industri. Usaha maksimal dari pemerintah dan swasta untuk menarik investasi ke Sumatera Barat, diharapkan membuat sektor ekonomi terus berkembang di masa depan.

  1. Peningkatan Sektor Terkait

Adanya usaha peningkatan sektor pariwisata juga diharapkan meningkatnya investasi di sektor terkait. Diantaranya peningkatan sektor perdagangan, jasa transportasi, dan jasa keuangan juga berkembang. Hal ini akan memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.

  1. Pengembangan Infrastruktur

Usaha peningkatan infrastruktur diharapkan bisa memudahkan akses wisatawan dan pelaku bisnis. Diantaranya lewat pembangunan bandara, pelabuhan, dan jalan raya. Peningkatan berbagai infrastruktur pendukung diharapkan  meningkatkan konektivitas di daerah tersebut sehingga memudahkan mobilitas orang dan barang.

Baca juga:

Itulah sejumlah potensi di Sumatera Barat yang dapat dikembangkan untuk kemajuan daerah. Dengan potensi-potensi tersebut, diharapkan Sumbar terus berkembang dan menjadi salah satu destinasi wisata dan pusat investasi yang menarik di Indonesia. Meski demikian, mencapai hal tersebut butuh kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, dan masyarakat setempat.

Categories
Uncategorized

Kunjungan Wisatawan Ke Sumatera Barat Berkurang Pasca Pandemi Covid-19

Pasca Pandemi Covid-19 Sumatera Barat mengalami penurunan kunjungan wisatawan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Luhur Budianda.

 

Dia menjelaskan, sebelum pandemi 2019 jumlah wisatawan yang datang ke Sumatera Barat sekitar 8,2 juta jiwa, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

Namun, setelah pandemi reda, kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat berdasarkan catatan Dinas Pariwisata hanya 4,7 juta jiwa. 

 

“Jika dihitung-hitung kunjungan ke Sumbar berkurang sekitar 3,5 juta. Tentu hal ini sangat disayangkan. Kami dari Pariwisata akan terus berupaya agar pulih,” tuturnya.

 

Kemudian berkurangnya kunjungan wisatawan, diperkirakan Sumbar kehilangan uang sekitar Rp4 triliun lebih. Berdasarkan perhitungan Pariwisata setiap pengunjung akan menghabiskan uang rata-rata Rp1.312.000 dalam sekali kunjungan, tentu hal ini sangat disayangkan.

 

Lalu, untuk menarik wisatawan berkunjung lagi ke Sumbar, Dinas Pariwisata sudah membuat kalender kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan pada tahun 2023. Sejauh ini ada 77 kegiatan yang sudah direncanakan.

 

” Nanti, ada pawai etnis Tionghoa Kota Padang yang menjadi puncak Imlek,” terangya.

 

Dia berharap kegiatan awal tahun ini membuat wisatawan terangsang kembali untuk datang ke Sumatera Barat.

 

Baca juga:

 

Selain itu, Gubernur Sumbar juga telah berpesan agar membuat agenda yang memang akan menarik simpati wisatawan, tidak kaleng-kaleng.

 

“Saya berharap semua pihak bekerja sama, bahu membahu untuk hidupkan kembali wisata di Sumbar,” tuturnya.

Categories
Artikel

Asal Usul Nama Minangkabau, Ternyata Begini Cerita Rakyatnya

Mengenal arti dari nama Minangkabau, ternyata memiliki makna yang sangat dalam menurut cerita rakyat yang beredar di Minangkabau sendiri.

 

Asal usul nama Minangkabau itu, dimulai saat adanya momen Kerajaan Majapahit pergi berkunjung ke Kerajaan Pagaruyung. Tujuan dari Kerajaan Majapahit itu ialah untuk berperang.

 

Istilah nama Minangkabau itu, dikenal juga oleh masyarakat sebagai penyebutan kepada penduduk asli dari Provinsi Sumatera Barat. Biasanya, kata Minangkabau bakal disingkat menjadi orang Minang.

 

Asal usul kata Minangkabau, berdasarkan cerita rakyatnya, dahulu kala karena ingin mengalahkan Kerajaan Majapahit yang datang ke Kerajaan Pagaruyung.

 

Karena tak ingin terjadinya perang besar yang bisa menewaskan serta merugikan rakyat di Minangkabau, para petinggi Kerajaan Pagaruyung saat itu memilih untuk berdamai.

 

Tapi, ternyata Kerajaan Majapahit tidak dan tetap bersikukuh untuk berperang. Lalu, para petinggi di Kerajaan Pagaruyung berpikir sejenak, hingga di dapatilah sebuah cara untuk mengalahkan Kerajaan Majapahit.

 

Bermula saat Pertarungan Kerbau Dewasa Vs Anak Kerbau

 

Berdasarkan cerita rakyat terkait asal usul nama Minangkabau, dimulai pada peperangan antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pagaruyung ini. Tapi, mereka bukan perang yang menewaskan ribuan rakyat.

 

Para petinggi Kerajaan Pagaruyung, mengajak Kerajaan Majapahit untuk berunding dan memutuskan untuk mengadu kerbau mereka. Konsekuensi dari adu kerbau itu, disebut-sebut bahwa yang menang bakal bisa menguasai Kerajaan Pagaruyung.

 

Keinginan dari para petinggi Kerajaan Pagaruyung itu, disetujui oleh utusan Kerajaan Majapahit. Saat adu kerbau bakal dilakukan, masing-masing kerajaan mencari kerbau terbaik yang bakal melangsungkan pertandingan.

 

Berdasarkan cerita rakyat terkait asal usul nama Minangkabau, ternyata Kerajaan Majapahit berhasil menemukan kerbau yang sangat besar dan kuat. Hal itu pun membuat semangat dari Kerajaan Majapahit semakin besar.

 

Berdasarkan ukuran dan kekuatan kerbau, Kerajaan Pagaruyung ternyata memilih kerbau yang lebih kecil dan bahkan sangat lemah. Kerbau yang dipilih Kerajaan Pagaruyung, hanyalah anak kerbau yang pasalnya juga masih menyusu.

 

Kendati demikian, ternyata ada tujuan dan pemikiran yang sangat hebat dengan dipilihkan anak kerbau itu oleh Kerajaan Pagaruyung.

 

Sebelum dilangsungkannya pertandingan, anak kerbau yang dipilih Kerajaan Minangkabau itu dipisahkan dahulu dari induknya, hingga tiga hari lamanya. Barulah setelah itu, anak kerbau itu diajak bertanding melawan kerbau dewasa.

 

Pada sisi mulut dan tanduk anak kerbau, dipasangkan sebuah alat yang dapat merobek dan menusuk lawannya. Tujuannya, ternyata supaya anak kerbau ini bisa menang.

 

Saat hari pertandingan tiba, Kerajaan Majapahit tampil dengan beraninya membawa kerbau yang sangat besar dan kuat. Tapi, Kerajaan Pagaruyung tak sedikit pun gentar.

 

Saat kerbau dilepaskan di pertandingan itu, anak kerbau yang telah dikurung tiga hari lamanya dan merasa haus akan air susu, langsung mengejar kerbau dewasa yang besar itu.

 

Tanpa pikir panjang, anak kerbau milik Kerajaan Pagaruyung, mengira bahwa kerbau dewasa milik Kerajaan Majapahit itu adalah ibunya.

 

Anak kerbau itu, pergi ke arah puting susu kerbau, dan menggigit badan kerbau milik Kerajaan Majapahit hingga robek. Karena, di mulut dan tanduk anak kerbau itu, telah dipasang oleh Kerajaan Pagaruyung sebuah alat untuk melukai lawan.

 

Tak butuh waktu lama, kerbau besar milik Kerajaan Majapahit itu, bisa lumpuh dengan cepat ketika melawan anak kerbau milik Kerajaan Pagaruyung.

 

Saat kemenangan itulah, rakyat Pagaruyung bersorak “Manang Kabau” jika diartikan ke bahasa Indonesia, memiliki terjemahan “Menang Kerbau”.

 

Lalu, karena didengar sepintas oleh seluruh rakyat, terdengarlah seperti bunyi kata “Minangkabau”.

 

Makna dari Pertarungan Kerbau

 

Cerita rakyat terkait asal usul nama Minangkabau, ternyata bukan saja dikenang sebagai cerita untuk hiburan semata. Tapi, juga menyimpan banyak sekali pesan dan pelajaran yang bisa diambil.

 

  1. Berpikir Kritis

 

Dengan diajaknya para petinggi Kerajaan Pagaruyung bertarung atau berperang. Tidak langsung menyulut emosi dan ego semata. Tapi, masyarakat Minang haruslah berpikir dahulu sebelum bertindak.

 

Lalu, memilih mana yang lebih minim resiko dan kemungkinan menangnya besar.

 

  1. Orang-orang Cerdik

 

Dari cerita rakyat yang telah penulis paparkan di bagian awal tulisan ini. Menyiratkan bahwa petinggi Minangkabau itu, dahulunya adalah orang yang cerdik.

 

Mereka, mampu memikirkan bagaimana caranya menang tanpa harus termakan ego diri sendiri dan menyusahkan rakyatnya.

 

Baca juga:

Mereka, malah memilih anak kerbau yang jika dipikir-pikir, bakal dikalahkan dengan mudah. Tapi ternyata, karena kecerdikan itulah, anak kerbau milik Kerajaan Pagaruyung bisa menang.

 

Nah, bagaimana dengan tulisan terkait cerita rakyat asal usul nama Minangkabau berikut? Semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita itu ya.

 

Categories
Artikel Uncategorized

Wah! Ternyata Sate Padang Ada banyak, Ini Dia 4 Jenisnya

Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu surganya kuliner di Indonesia. Tidak hanya dikenal dengan rendang yang lezat, Sumatera Barat juga dikenal memiliki kuliner sate enak yang biasanya disebut sate padang.

Sate atau satai adalah makanan yang terbuat dari daging dipotong kecil-kecil dan ditusuk dengan lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dipanggang menggunakan bara arang kayu. 

Sate Padang biasanya memakai bahan dasar berupa daging sapi, lidah, atau jeroan yang dimasak terlebih dahulu dengan bumbu rempah sebelum dibakar. Setelah dibakar sate disajikan dengan siraman kuah kental, lalu ditaburi bawang merah goreng sebagai sentuhan akhir. 

Rasanya yang sangat enak di lidah Umumnya kaya dengan cita rasa gurih pedas, meskipun beda-beda level pedasnya. Hidangan ini tidak hanya menjadi favorit masyarakat Sumatera, namun juga menjadi makanan favorit banyak orang di seluruh Indonesia.

Sate memiliki variasi biasanya dari daging yang digunakan, bumbu marinasi, atau bumbu siramannya. Perbedaan bumbu sate Padang dipengaruhi dari mana sate berasal. Mulai dari bahan yang digunakan, warna, hingga rasa berbeda satu dan lainnya.

Setidaknya ada 4 jenis sate padang terpopuler, yaitu sate Pariaman, sate darek, sate Dangung-dangung dan sate Pesisir Selatan. Bagaimana perbedaannya? Simak penjelasan berikut ini:

1. Sate Pariaman

Sate padang khas Pariaman punya ciri bumbu kental dengan warna kemerahan. Warna merah ini berasal dari penggunaan cabai yang banyak. Cabai yang banyak tentu membuat rasanya juga pedas.

Untuk membuat kuah sate padang khas Pariaman dibutuhkan 19 jenis bumbu dan rempah yang dimasak jadi satu. Kuah yang membakar lidah tersebut terbuat dari campuran tepung beras, tepung kanji, ketumbar, bawang putih, lengkuas, serai, cabai merah, dan bumbu dapur lainnya.

Beragamnya bumbu itu juga menjadi penyebab sata Pariaman terasa sangat kuat aroma dan rasanya. Daging sapi yang ditusukkan juga sudah matang, sehingga saat dibakar hanya untuk menghadirkan sensasi aroma yang lebih sedap.

2. Sate Pesisir Selatan

Sate Pesisir Selatan diketahui memiliki rasa pedas dan kaya akan rasa bumbu seperti kacang tanah, bawang goreng dan potongan kecil tulang ayam. Sate ini populer bagi pengendara yang melintasi jalur Sumatera Barat – Bengkulu.

Sate Pesisir Selatan atau sate Surantih juga terkenal dengan rasa pedas. Sate ini menggunakan daging ayam kampung atau kerang laut alias lokan. Daging kerangnya direbus terlebih dahulu dengan dibumbui cabai merah, bawang putih, bawang merah, ketumbar, merica, jintan, jahe, kunyit, serai dan langkuas ditumbuk halus. Setelah matang, daging kerang ditusuk dengan bambu dan dibakar hingga kecokelatan.

Sate kemudian disajikan dalam piring beralas daun pisang dengan siraman kuah kental. Menariknya, kuah siraman terbuat dari bumbu bekas merebus kerang yang dipadukan dengan tepung beras, bumbu dan rempah lain.

3. Sate Darek

Sate darek merupakan jenis sate padang yang diketahui berasal dari Padang Panjang. Ciri khas utamanya dilihat dari warna bumbu kuning cerah. Warna kuning sate darek berasal dari bumbu kunyit yang digunakan.

Bumbu kuning ini bertekstur kental memiliki rasa pedas dan gurih. Penggunaan bumbu dan rempah dalam jumlah banyak menjadikan rasanya sedap. Bumbu ini yang membuat daging sate darek lebih lezat.

Untuk dagingnya, sate padang Darek menggunakan bagian daging, lidah dan sedikit jeroan sapi. Sebelum dibakar, daging sapi lebih dulu direbus dengan berbagai bumbu hingga tekstur empuk dan bumbu meresap. Biasanya dihidangkan bersama ketupat dan taburan bawang merah.

Selain sate disajikan dengan ketupat, Sate Darek juga biasa disajikan dengan memasukkan kerupuk kulit ke dalam kuahnya. Karena kuahnya cepat encer, sebaiknya sajian ini disantap selagi hangat agar rasanya semakin lezat.

4. Sate Dagung-Dagung

Sesuai dengan namanya, sate ini berasal dari nagari Danguang-danguang di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Sate padang danguang-danguang bukan hanya dilengkapi saus kental saja tapi juga dilengkapi parutan bumbu kelapa kekuningan. Inilah yang membuat sate ini punya rasa lebih gurih.

Baca juga:

Bumbu sate juga punya rasa yang lebih lembut. Bukan pedas, justru bumbu sate terasa lebih manis. Kuahnya berwarna coklat dan terbilang sangat kental. Jadi, bagi yang ingin mencicipi sate padang dengan rasa yang tidak terlalu pedas, Sate Dangung-Dangung bisa menjadi pilihan.

Itulah penjelasan tentang empat jenis sate Padang. Sate Padang yang mana menjadi favoritmu? Atau ingin mencoba satu persatu agar mengetahui perbedaannya?

Categories
Uncategorized

Visit Beautiful West Sumatera 2023, Tim Pora Sumbar Siapkan Strategi Pengawasan

Tim Pengawasan Orang Asing (Pora) Sumatera Barat (Sumbar) bakal ikut andil dalam menyukseskan Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023 mendatang.

 

Kehadiran Tim Pora Sumbar itu, bertujuan untuk menyiapkan strategi pengawasan menyambut agenda VBWS 2023.

 

Diketahui, agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 tersebut adalah upaya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dalam memulihkan perekonomian.

 

Selain itu, juga bagian dari peningkatan jumlah kunjungan hingga pendapatan daerah melalui sektor pariwisata di Sumbar.

 

Kepala Divisi Imigrasi Kemenkumham Sumbar, Novianto Sulastono mengatakan, agenda VBWS 2023 itu sangat baik dan berdampak untuk kemajuan Sumbar.

 

Untuk itu, kata Novianto Sulastono, sangat penting seluruh pihak untuk bekerja sama demi kesuksesan berlangsungnya agenda VBWS 2023 dengan baik.

 

Lalu, kata Novianto Sulastono, agenda VBWS 2023 tersebut bakal berdampak pula terhadap kunjungan orang asik ke Sumbar.

 

“Pemprov telah membuat agenda VBWS 2023 untuk memajukan sektor pariwisata, hal ini tentu akan berdampak pada kunjungan orang asing ke Sumbar,” kata Novianto Sulastono.

 

Terkait dengan adanya orang asing di Visit Beautiful West Sumatera 2023 itu, Tim Pora bakal ikut andil untuk menyusun dan membuat strategi khusus untuk kelancaran VBWS 2023 itu.

 

Sebab, jika kehadiran orang asing tidak diawasi di agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 itu, ditakutkan bakal ada permasalahan baru yang mungkin bisa muncul.

 

Salah satunya, kata Novianto Sulastono, serupa indikasi pelanggaran keimigrasian, ketertiban hingga keamanan kunjungan di agenda VBWS 2023 tersebut.

 

Kendati demikian, pada hakikatnya, tugas dari Tim Pora Sumbar hanyalah mengawasi dan menindak jika terjadi pelanggaran pengunjung di agenda VBWS 2023 itu.

 

Pengawasan itu, bukan juga sebagai bentuk tidak mendukungnya kegiatan yang berdampak untuk pariwisata Sumbar. Namun, bertujuan supaya seluruh masyarakat yang hadir bisa aman saat berkegiatan.

 

“Jangan sampai orang asing yang masuk ke Sumbar malah memberikan efek negatif dengan melakukan pelanggaran baik itu terkait keimigrasian maupun pelanggaran hukum,” kata Novianto Sulastono.

 

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyampaikan, Agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 sangat berpengaruh besar untuk peningkatan jumlah kunjungan ke Sumbar.

 

Baca juga:

 

Untuk itu, kata Mahyeldi, penyelenggaraan agenda itu harus melibatkan seluruh stakeholders di Sumbar.

 

Agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023, diketahui memakai tagline ‘Ayo ke Sumbar’. Pembukaan agenda itu, dilakukan di Jam Gadang Kota Bukittinggi. Lalu, bakal berlanjut selama 2023 di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumbar.