Saudagar Minang Raya

Categories
Artikel

RAT KSMR 2023

Absen Kehadiran Anggota Tahunan KSMR 2023

Masukan nama anggota untuk menghadiri acara Rapat Anggota Tahunan KSMR

Assalamualaikum,
Bapak/ibu anggota Koperasi Saudagar Minang Raya yang kami hormati.

Sehubungan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KSMR, maka dengan ini kami melampirkan list keikut sertaan RAT SMR 2023.

Untuk itu, kami akan kirimkan list peserta RAT untuk di isi dan akan dikoordinir oleh panitia.

Wassalam,
TTD : Panitia RAT 2023
Cc : Ketum dan sekum KSMR.
Dress Code:
Pria : Baju Koko warna Putih+Peci+Sarung.Celana warna Gelap.
Wanita : Baju kurung, warnanya bebas saja.

Categories
Artikel

Sumbar Tuan Rumah WIES (World Islamic Entrepreneur Summit )2023, Bakal Dihadiri 8 Kepala Negara

 

Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ditunjuk  oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi tuan rumah World Islamic Entrepreneur Summit atau WIES 2023. Event internasional ini rencananya akan digelar pada 6-8 September 2023 mendatang.

Sumbar tuan rumah WIES 2023 sudah resmi ditunjuk berdasarkan penetapan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Kantor Kemenparekraf di Jakarta, Senin (20/3/2023). Lewat event ini, Sumbar mendapat kesempatan agar semakin dikenal di tingkat internasional, terutama dunia muslim.

Baca juga : Minangkabau: Keunikan Budaya serta Adat Istiadat nya

Pagelaran WIES 2023 digadang-gadang akan menjadi event Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) andalan Indonesia di tahun ini. Kesempatan ini tentu menjadi kesempatan tersendiri bagi Sumbar untuk menunjukkan kemampuan mengadakan event berskala internasional.

Melansir halaman resmi Pemprov Sumbar, Menparekraf Sandiaga Uno menginginkan penyelenggaraan WIES memiliki dampak yang luas. Indonesia menurutnya harus menjadi pemimpin dalam pengembangan pariwisata Islam di dunia. Indonesia harus mampu menjadi pusat pertumbuhan entrepreneur muslim.

Baca juga : Peluang Investasi di Sumatera Barat

Sumatera Barat dinilai punya banyak potensi pariwisata, ditambah pemerintah daerahnya juga memprioritaskan pembangunan di sektor pariwisata. Pagelaran ini diharapkan Sandiaga mampu menginisiasi lahirnya Global Muslimpreneur Forum. Sebuat organisasi  yang menjadi asosiasi forum wirausaha muslim pertama di dunia berpusat di Sumatera Barat.

Menyambut event besar ini, Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy . menyebut WIES 2023 akan menjadi momen penting untuk memperkenalkan Sumbar ke dunia internasional. Selain itu, even ini juga akan mendorong lahir dan tumbuhnya milenial entrepreneur dan industri pariwisata halal dunia.

Banyak dampak ekonomi dan pariwisata bakal dirasakan dari event WIES 2023 ini. Ditambah lagi,  acara ini sejalan dengan pencanangan Pemprov Sumbar tentang tahun kunjungan pariwisata 2023 yang disebut Visit Beautifull West Sumatera 2023.

Sumbar juga dinilai bakal mendapatkan multiplier effect dari event World Islamic Entrepreneur Summit 2023 ini. Diantaranya akan semakin terbuka peluang tumbuhnya entrepreneur  dan adanya investasi berusaha. Pertemuan ini akan memacu anak muda di Sumbar untuk terjun menjadi entrepreneur.

Baca juga : Minangkabau Terkenal dengan Pantunnya yang Nyeleneh, Berikut 10 Pantun Khas Minang.

Selain itu, WIES 2023 juga dipercaya akan membuka peluang tumbuhnya entrepreneur dan peluang investasi dalam berusaha. Multiplier effect yang dirasakan mulai dari pertumbuhan pariwisata, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan pengusaha perempuan milenial, hingga munculnya pengusaha muda baru. 

Pemprov Sumbar pun mendukung penuh pelaksanaan event ini. Bahkan Pemprov Sumbar mengalokasikan dana maksimal agar perhelatan akbar entrepreneur muslim internasional sukses berjalan. Apalagi, acara WIES juga dinilai cocok dengan karakter khas budaya Sumatera Barat.

Sumbar Tuan Rumah World Islamic Entrepreneur Summit 2023, Bakal Dihadiri 8 Kepala Negara (1)

Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat Luhur Budianda, menyebut event WIES 2023 menjadi kebanggaan bagi orang-orang Minang terhadap acara skala internasional yang telah lama tidak digelar akibat berbagai pembatasan saat pandemi.

Kota Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar akan menjadi prioritas untuk dipromosikan dalam ajang World Islamic Entrepreneur Summit 2023 nanti. Alasannya karena dua daerah ini sudah banyak dikenal dan menjadi ikon pariwisata Sumatera Barat.

Selain menjadi forum  berkumpulnya para pelaku usaha muslim baik nasional maupun internasional, perhelatan WIES 2023 juga akan menghadirkan delapan kepala negara dalam acara tersebut.

Selain itu, pemilihan Sumatera Barat sebagai tuan rumah  karena dinilai sudah siap dengan berbagai potensi, mulai dari infrastruktur, keamanan, hingga transportasi yang layak sebagai destinasi MICE WIES 2023.

Baca juga : Sumatera Barat Menjadi Salah Satu Masa Depan Bisnis Indonesia

Categories
Artikel

Menikmati Keindahan Ramadhan di Sumatera Barat: Tradisi, Kuliner, dan Wisata

Bulan Ramadhan di Sumatera Barat menjadi tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Di sini, anda dapat menikmati berbagai kuliner khas Ramadhan seperti rendang, ketupat, lemang, dan masih banyak lagi. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi pasar malam atau pasar takjil yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman khas Ramadhan.

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, serta keragaman budaya dan tradisinya yang unik. Provinsi ini juga merupakan salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Indonesia, terutama selama bulan Ramadhan.

Selain kuliner, Sumatera Barat juga terkenal dengan tradisi dan kebudayaannya yang unik. Di sini, Anda dapat mengunjungi berbagai tempat wisata religi seperti Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Taqwa Bukittinggi, dan Masjid Agung Padang. Anda juga dapat menyaksikan berbagai tradisi dan budaya seperti tari Piring, Randai, dan Silek.

Selain itu, Sumatra Barat juga terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa. Anda dapat menikmati pemandangan indah dari Danau Maninjau, Gunung Merapi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Anda juga dapat melakukan berbagai aktivitas seperti hiking, camping, dan melihat panorama alam yang menakjubkan.

 

Kebudayaan Apa Saja yang ada di Sumatera Barat Saat Ramadan

 

Sumatera Barat, dengan kebudayaan Minangkabau yang kaya dan unik, memiliki banyak tradisi Ramadhan yang sangat menarik. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah Salo Limo atau Salo Pagelu, sebuah acara buka puasa bersama di rumah adat yang diikuti oleh warga sekitar.

Salo Limo biasanya diadakan pada bulan Ramadhan, tepatnya pada malam ke-15. Acara ini menjadi salah satu cara bagi masyarakat Minangkabau untuk mempererat hubungan antarwarga. Selain itu, Salo Limo juga menjadi ajang silaturahmi antara keluarga dan sahabat.

Saat Salo Limo, makanan khas Ramadhan seperti ketupat, lemang, dan rendang disajikan sebagai hidangan utama. Makanan ini disajikan di atas tikar, dan dihidangkan bersama-sama dalam jumlah yang melimpah.

Selain Salo Limo, tradisi lain yang terkenal di Sumatera Barat adalah adat istiadat menggelar “Rumah Gadang” atau “Rumah Panggung”. “Rumah Gadang” atau “Rumah Panggung” adalah rumah adat Minangkabau yang dianggap sebagai simbol kebudayaan dan identitas masyarakat Sumatera Barat.

Pada bulan Ramadhan, “Rumah Gadang” atau “Rumah Panggung” menjadi tempat berkumpul keluarga besar saat hari raya Idul Fitri tiba. Di sini, para tamu akan disuguhkan dengan hidangan khas Ramadhan seperti ketupat, rendang, dan lemang.

Selain Salo Limo dan “Rumah Gadang” atau “Rumah Panggung”, Sumatera Barat juga memiliki tradisi Ramadhan lain seperti Tabuik di Pariaman dan Buka Puasa Bersama di tempat umum. Buka puasa bersama di tempat umum seperti jalan-jalan atau taman menjadi ajang silaturahmi antar warga yang sangat populer di Sumatera Barat.

Baca juga : Wajib Dikunjungi, 20 Destinasi Wisata di Payakumbuh Terbaru dan Hits

 Kuliner yang Akan Anda Temukan Saat Ramadhan Di Sumatera Barat

 

Sumatera Barat memiliki kuliner khas Ramadhan yang sangat lezat dan beragam. Berikut adalah beberapa kuliner khas Ramadhan yang terkenal di Sumatera Barat:

1. Rendang

rendang

Rendang adalah makanan khas Sumatera Barat yang terbuat dari daging sapi yang dimasak dengan rempah-rempah khas. Biasanya disajikan bersama nasi dan sayuran.

2. Ketupat

ketupat

Makanan khas yang terbuat dari beras yang dibungkus dalam anyaman daun kelapa atau daun pandan. Ketupat biasanya disajikan bersama rendang atau opor ayam.

3. Gulai Tambusu

gulai tambasu

Gulai Tambusu adalah makanan khas Sumatera Barat yang terbuat dari jeroan sapi yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah. Biasanya disajikan bersama nasi atau ketupat.

4. Sate Padang

sate padang

Makanan ini adalah ciri khas Sumatera Barat yang terbuat dari daging sapi yang dipanggang dan disajikan dengan kuah kacang yang khas. Sate Padang biasanya disajikan bersama ketupat atau lontong.

5. Pindang Ikan

pindang ikan

Makanan ini adalah ciri khas Sumatera Barat yang terbuat dari ikan yang dimasak dengan bumbu-bumbu dan asam. Pindang Ikan biasanya disajikan bersama nasi atau ketupat.

6. Kue Lapek Bugih

kue lapek bugih

Kue Lapek Bugih adalah makanan kue tradisional khas Sumatera Barat yang terbuat dari ketan hitam dan gula kelapa. Biasanya disajikan sebagai hidangan penutup pada saat berbuka puasa.

Itulah beberapa kuliner khas Ramadhan yang terkenal di Sumatera Barat. Jika Anda ingin merasakan pengalaman kuliner yang lezat dan beragam selama bulan Ramadhan, Sumatra Barat adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.

Baca juga : Suku dan Rumah Adat di Sumatera Barat

Wisata Halal yang Ada di Sumatera Barat

Sumatera Barat bukan hanya terkenal dengan tradisi dan kuliner khasnya, tetapi juga memiliki banyak destinasi wisata halal yang menarik untuk dikunjungi selama bulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa tempat wisata halal yang cocok untuk dikunjungi di Sumatera Barat.

1. Taman Hutan Raya Bung Hatta

Taman Hutan Raya Bung Hatta

Taman Hutan Raya Bung Hatta adalah sebuah taman nasional yang terletak di Bukittinggi, Sumatera Barat. Memiliki luas sekitar 70.000 hektar dan merupakan tempat yang cocok untuk melakukan aktivitas outdoor seperti hiking, camping, dan bersepeda. Taman Hutan Raya Bung Hatta juga menawarkan pemandangan alam yang indah dan menyediakan fasilitas yang ramah lingkungan.

2. Rumah Gadang Sutan Sjahrir

Rumah Gadang Sutan Syahrir

Adalah sebuah rumah adat yang terletak di Padang, Sumatera Barat. Rumah Gadang ini merupakan peninggalan seorang tokoh nasional Indonesia, Sutan Syahrir, yang merupakan salah satu pendiri negara Indonesia. Selain menawarkan arsitektur yang indah dan khas, Rumah Gadang Sutan Syahrir juga menyediakan informasi tentang sejarah dan budaya Sumatera Barat.

3. Pantai Air Manis

Pantai air manis

Sebuah pantai yang terletak di Padang, Sumatera Barat. Pantai ini terkenal dengan legenda Malin Kundang yang menjadi cerita rakyat terkenal di Sumatera Barat. Pantai Air Manis juga menawarkan pemandangan alam yang indah, serta menyediakan berbagai makanan dan minuman halal yang lezat.

Itulah beberapa tempat wisata halal yang menarik untuk dikunjungi di Sumatera Barat selama bulan Ramadhan. Jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas Sumatera Barat dan nikmati tradisi yang khas saat berkunjung ke sana. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari destinasi wisata halal selama bulan Ramadhan.

Secara keseluruhan, Sumatera Barat adalah destinasi wisata Ramadhan yang menarik dan sarat dengan keindahan alam, kuliner khas Ramadhan, tradisi dan budaya yang unik, serta berbagai aktivitas menarik untuk dilakukan. Jadi, jika Anda mencari pengalaman wisata Ramadhan yang berbeda dan menarik, Sumatera Barat adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.

Baca juga : Wisata Edukasi di Padang Yuk!, Ini 10 Tempat Wisata Terbaik

Categories
Artikel

Berbuka Bersama

Masukan nama anggota untuk menghadiri acara berbuka bersama

Daftar Hadir

Categories
Artikel

Peran Pepatah Bagi Masyarakat Minangkabau dan Enam Pepatah Yang Menyinggung Kehidupan Sosial

Pepatah atau ungkapan bijak yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, memegang peranan penting dalam budaya masyarakat Minangkabau. Dalam bahasa Minangkabau, peribahasa disebut “pamuncak sabalun bicara”, yang berarti “perkataan di atas segala perbuatan”. Pepatah ini menjadi cerminan penting dalam budaya dan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau.

 

Pepatah dalam budaya Minangkabau dipandang sebagai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, pepatah juga dianggap sebagai bagian penting dari identitas budaya Minangkabau yang harus dilestarikan dan dijaga. Pepatah tidak hanya mengandung nilai-nilai moral, namun juga melarang cara hidup dan pandangan hidup masyarakat Minangkabau.

 

Di dalam kehidupan sehari-hari, pepatah digunakan sebagai pedoman untuk berinteraksi dengan sesama.Misalnya, pepatah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang berarti “adat berasal dari hukum agama, dan hukum agama berasal dari Kitabullah”, melarang pentingnya mengatur kehidupan berdasarkan nilai-nilai agama dan adat yang berlaku di masyarakat.Selain itu, pepatah “alam takambang jadi guru” yang berarti “alam menjadi guru”, melarang pentingnya belajar dari pengalaman dan lingkungan sekitar.

Pepatah juga digunakan dalam konteks kehidupan keluarga, seperti pepatah “ranah bundo kanduang” yang berarti “bumi pertiwi sebagai ibu dan kerajaan sebagai ayah”, larangan memuliakan kedua orang tua dan menghargai asal-usul keluarga. Selain itu, pepatah “talua ka’iek, talua ka’dua, talua ka’tigo” yang berarti “tiga bulan pertama kehidupan bayi sangat penting”, melarang pentingnya memberikan perhatian khusus pada perkembangan bayi sejak awal kelahiran.

Baca juga : Minangkabau: Keunikan Budaya serta Adat Istiadat nya

Pepatah juga digunakan dalam konteks kehidupan masyarakat, seperti pepatah “manjando jando datang pado” yang berarti “apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita”, mengingatkan pentingnya bertindak dengan bijaksana dan memperhatikan akibat dari tindakan yang dilakukan. Selain itu, pepatah “bakar karambia, masak lambuik” yang berarti “membuang barang yang masih berguna”, melarang pentingnya menghargai sumber daya dan meminimalkan pemborosan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kali penulis akan lebih menjeskan tentang ungkapan atau ungkapan Minangkabau yang berbicara perihal kehidupan sosial. Karena kehidupan sosial merupakan suatu hal yang penting dalam kebudayaan Minangkabau. Masyarakat Minangkabau memiliki banyak pepatah yang melarang tentang pentingnya hidup dalam kebersamaan dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa pepatah Minangkabau tentang kehidupan sosial dan maknanya.

 

  1. “Alah kadalan, kato nan kadalan” – Maknanya “Memang bukan milik kita, tapi bagaimana kita membicarakannya.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya berbicara dengan baik dan sopan ketika membicarakan orang atau hal lainnya. Kita harus berbicara dengan bijaksana dan menghindari gosip yang dapat merusak hubungan sosial kita.
  2. “Mudiak arau, mudiak ka urang” – Maknanya “Orang yang pergi, tidak akan kembali lagi.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain sebelum terlambat.Kita harus berusaha mempererat hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi dan menghindari membiarkan ego menghalangi hubungan sosial kita.
  3. “Sadar lauik, pandai diambuang” – Maknanya “Kepandaian yang tidak dipergunakan, sama saja dengan tidak memiliki kepandaian.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya kontribusi dalam masyarakat dan kelebihan bakat dan kemampuan kita untuk membantu orang lain.Kita harus memanfaatkan keahlian kita untuk membantu orang lain dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.
  4. “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” – Maknanya “Adat berasal dari hukum agama, dan hukum agama berasal dari Kitabullah.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang ada dalam masyarakat Minangkabau. Kita harus menghargai nilai-nilai budaya dan agama yang diwariskan dari leluhur dan terus menjaganya dalam kehidupan sehari-hari.
  5. “Mamakai nan barih, nan barih dimamakai” – Maknanya “Yang memakai, harus memperhatikan apa yang dipakai.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya menghargai barang milik orang lain dan menjaga barang-barang yang dipinjam atau dipakai. Kita harus memperhatikan barang yang kita pakai dan tidak merusak atau mengabaikannya.
  6. “Jiak bilih bulan, ubek bilih ranah” – Maknanya “Jangan hanya menggantungkan harapan pada orang lain, kita harus berusaha sendiri untuk mencapai tujuan.” Pepatah ini melarang tentang pentingnya berusaha dan tidak hanya menggantungkan harapan pada orang lain.Kita harus berusaha untuk mencapai tujuan kita sendiri dan tidak hanya mengandalkan bantuan orang lain.

Demikianlah, enam pepatah yang membahas atau menyinggung tentang kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Mudah-mudahan dengan mengamalkan pepatah sebagai falsafah kehidupan, dapat menjaga hubungan antara kita sesama manusia dalam beragama, bernegara dan berbangsa.

Baca juga :