Saudagar Minang Raya

Categories
Artikel

Upacara Adat di Minangkabau yang Masih Eksis Hingga Kini

Upacara Adat di Minangkabau dikenal sebagai salah satu yang memiliki banyak tradisi dan sangat berpegang teguh kepada adat istiadat. Hingga kini pun, masih banyak tradisi yang masih eksis di semarakkan oleh masyarakat Minangkabau, seperti halnya upacara adat.

Ternyata, di Minang tak hanya memiliki satu upacara adat, tetapi mencapai puluhan. Pada tulisan ini, kami akan merangkum lima upacara adat yang masih eksis dan dinikmati oleh masyarakat Minangkabau.

Apa Itu Upacara Adat?

Upacara adat merupakan salah satu tradisi yang biasa digunakan oleh masyarakat tradisional dan mengandung nilai-nilai yang cukup relevan untuk kebutuhan masyarakat pada pengikutnya.

Tujuan dari upacara adat tersebut juga bermacam-macam, tergantung kebutuhan dan kepentingan dari masing-masing suku. Selain itu, upacara adat juga berfungsi untuk melestarikan budaya dari generasi ke generasi.

Dengan tetap dikenalnya upacara adat yang ada di Minangkabau, hal ini berdampak baik terhadap pengetahuan generasi muda terkait pemahaman adat di daerah asalnya, yaitu Minangkabau.

Berikut Upacara Adat di Minangkabau yang Masih Eksis Hingga Kini

1. Upacara Tabuik

Upacara Tabuik (1)

Upacara Tabuik merupakan tradisi tahunan di Sumatera Barat, khususnya oleh masyarakat Pariaman. Perayaan Tabuik ini sudah ada sejak abad ke-19 Masehi.

Upacara Tabuik dilakukan di kawasan Kota Pariaman, disimbolkan juga sebagai peringatan atas hari wafatnya seorang cucu Nabi Muhammad SAW yakni Husein bin Abi Thalib pada 10 Muharram.

Perayaan Tabuik tersebut tak hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Pariaman saja. Tapi juga dikenal luas oleh masyarakat luar daerah. Maka dari itu, tak jarang ketika perayaan Tabuik dilakukan, lebih dari puluhan ribu masyarakat berkumpul untuk menyaksikannya.

Perayaan Tabuik ini juga dikenal meriah, sebab ada iring-iringan berbentuk manusia setengah kuda yang diarak dari kota Pariaman menuju tepi pantai dan dibuang ke laut. Tak lupa pula, dalam prosesnya kita akan mendengarkan alunan gendang tasa khas Pariaman yang sangat asik itu.

2. Batagak Panghulu

Batagak Panghulu

Upacara adat yang satu ini khusus hanya dilakukan dalam rangka meresmikan seorang datuk menjadi panghulu.

Istilah panghulu oleh masyarakat Minangkabau digunakan sebagai pemimpin kaum danm menjadi ninik mamak di nagarinya.

Upacara batagak panghulu ini ternyata juga dihadiri oleh orang banyak. Sebab dalam pengangkatannya tak dapat dilakukan oleh pihak keluarga saja. Namun juga harus melibatkan Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Terkait waktu pelaksanaannya, upacara batagak penghulu ini tak memiliki jadwal yang rutin di setiap tahunnya. Sebab upacara ini hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja dan bersifat kondisional.

3. Batagak Kudo-kudo

Batagak Kudo-kudo

Upacara batagak kudo-kudo ini merupakan salah satu tradisi yang masih sering ditemui di Minangkabau. Sebab hingga kini, saat ada masyarakat yang hendak membanguun sebuah rumah, maka upacara batagak kudo-kudo ini akan bisa kita saksikan.

Tujuan dari batagak kudo-kudo ini dilakukan sebagai mempererat tali silaturahmi antara masyarakat di Minangkabau. Sebab ada tradisi bagotong royong di dalam pelaksanaannya.

Pada upacara batagak kudo-kudo, masyarakat dan sanak famili keluarga yang membangun rumah akan diundang. Dan yang paling menarik dalam upacara ini adalah tamu undangan tersebut akan membawa hadiah untuk tuan rumah.

Hadiah atau buah tangannya pun bermacam-macam, ada yang berupa seng, batu bata, pasir atau bahan bangunan lainnya hingga uang. Nominal dan besarannya pun tak jadi patokan, seadanya saja.

4. Pacu Jawi

PACU JAWI

Bagi anda pecinta adrenalin dan penikmat aktivitas luar ruangan, upacara pacu jawi di Minangkabau ini pasti bisa menjadi referensi yang wajib untuk ditonton.

Pacu jawi sama dengan balapan sapi. Tradisi ini digelar di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Pacu jawi ini telah ada di Minangkabau sejak ratusan tahun lalu. Saat ini, tradisi ini dilakukan oleh para petani selepas musim panen untuk mengisi waktu luas sembari menghibur masyarakat setempat.

Pada praktiknya, pacu jawi dikendarai oleh joki dan dilepas tanpa lawan tanding. Artinya, pacu jawi ini dilakukan tidak dilakukan bergandengan dengan lawannya, tapi dilihat berdasarkan kecepatan dan kemampuan berlari yang lurus oleh tim juri dan penonton.

Tak jarang juga, sapi pemenang pada upacara pacu jawi ini akan dibeli dengan harga yang mahal. Ini, juga menjadi keuntungan bagi pemilik sapi, sebab mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil penjualan.

5. Mandi Balimau

MANDI BALIMAU

Upacara adat yang terakhir adalah mandi balimau. Penulis rasa seluruh masyarakat Minangkabau bahkan luar daerah Minang pun kenal dengan tradisi mandi balimau ini. Sebab, tradisi ini juga sering dilakukan oleh anak muda hingga tua.

BACA JUGA :

Mandi balimau oleh masyarakat Minangkabau dilakukan menjelang datangnya bulan Ramadhan. Tradisi ini memiliki esensi untuk mensucikan diri secara lahir dan batin sebelum menjalankan ibadah puasa.

Cukup sudah penulis paparkan lima bentuk upacara adat yang masih dikenal hits di Minangkabau. Bagaimana, apakah anda salah satu dari masyarakat Minangkabau yang masih mengikuti kelima upacara adat ini?

Categories
Artikel

Wajib Anda Coba, Ini 3 Makanan Khas Sumatera Barat Berbahan Dasar Singkong

Sumatera Barat selain dikenal dengan nuansa alamnya yang indah, ternyata juga menyimpan beraneka ragam kuliner hingga makanan khas yang tak kalah lezat.

Selain itu, di Sumatera Barat juga menyediakan olahan makanan dari berbagai bahan. Salah satunya adalah Singkong.

Singkong merupakan ketela pohon atau dikenal juga sebagai ubi kayu. Biasanya, singkong sering dijadikan oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai bahan untuk olahan pangan.

Hal tersebut disebabkan singkong memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan baik untuk dikonsumsi. Selain itu, singkong juga mudah didapatkan.

Apa Saja Makanan Khas Sumatera Barat yang Terbuat dari Singkong?

  1. Kacimuih

Makanan lezat yang pertama ini merupakan jajanan tradisional di Sumatera Barat. Bentuknya bulat membumbung atau kadang kotak-kotak. 

Biasanya, kacimuih bisa didapatkan di pasar-pasar tradisional. Sebab, tak semua kedai menjual jajanan yang satu ini. Bisa dibilang saat ini sudah mulai langka.

Kacimuih berbahan dasar singkong yang sudah dikupas dan diparut kasar. Untuk metode memasaknya dengan cara dikukus. Lalu, setelah dirasa matang, kacimuih bisa dihidangkan bersama dengan parutan kelapa dan gula pasir.

  1. Godok Bagulo

Selanjutnya adalah makanan dengan nama godok bagulo. Makanan ini merupakan salah satu khas dari Sumatera Barat. Hampir sama dengan kacimuih, godok bagulo ini juga berbahan dasar singkong.

Kendati demikian, godok bagulo ini dimasak dengan menggunakan metode penggorengan. Hasilnya pun menjadi lebih renyah dan gurih.

Untuk bentuknya pun menyerupai telur ayam, tidak terlalu bulat dan tak terlalu lonjong. Godok bagulo ini sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga di kala santai di teras rumah.

  1. Karupuak Saga

Bagi masyarakat yang hobi makan kerupuk, wajib banget untuk merasakan kriuknya karupuak saga ini. Sebab, karupuak saga merupakan olahan kerupuk dari bahan dasar singkong yang telah dipotong-potong lalu digoreng.

Karupuak saga ini biasanya diletakkan di warung-warung sarapan pagi, seperti kedai lontong dan sate. Sebab, sangat cocok dipadukan dengan makanan yang berkuah.

Nah bagaimana sobat ngemil, apakah sudah pernah merasakan ketiga makanan khas Sumatera Barat yang berbahan dasar singkong belum? Jika belum, jangan ragu untuk mencobanya atau membuatnya sendiri di rumah, tidak ribet kok.

Categories
Artikel

Daftar Kota dan Kabupaten Penopang Ekonomi Sumbar

 

Pertumbuhan Perekonomian Sumatera Barat diketahui semakin tumbuh lebih baik usai memanfaatkan pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu. berikut ini daftar kabupaten kota penopang Ekonomi Sumbar (Sumatera Barat) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Daftar kabupaten kota penopang Ekonomi Sumbar (Sumatera Barat)

1. Kota Padang

BPS mencatat perekonomian Kota Padang pada tahun 2020 mencapai Rp 62,22 triliun. Angka itu diketahui dari hitungan besaran produk domestik bruto regional (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB).

Jika dikalkulasikan, angka ini setara dengan 25,7% dari total PDRB 19 kabupaten kota di Sumatera Barat yang mencapai Rp241,88 triliun. Perekonomian ibu kota Provinsi Sumatera Barat ini ditopang dari sektor perdagangan besar dan eceran serta transportasi dan pergudangan.

PDRB sektor perdagangan besar dan perbelanjaan eceran mencapai Rp10,21 triliun atau 16,41%, sementara sektor perdagangan besar dan pertunjukan eceran Rp9,74 triliun atau 15,66% dari total perekonomian tahun lalu.

2. Kabupaten Agam

Kabupaten Agam berada diurutan kedua daerah penopang perekonomian Sumatera Barat dengan PDRB ADHB sebesar Rp20,37 triliun.

3. Kabupaten Padang Pariaman

Kabupaten Padang Pariaman tercatat memiliki nilai PDRB ADHB sebesar Rp17,94 triliun.

4.Kota Sawahlunto

BPS mencatat Kota Sawahlunto memiliki PDRB ADHB sebesar Rp3,66 triliun.

5. Kota Solok

Kota Solok memiliki PDRB ADHB perekonomian Rp4,04 triliun.

6. Kota Padang Panjang

Kota Padang Panjang menjadi kabupaten/kota dengan PDRB ADBH terkecil, yakni hanya Rp3,47 triliun.

 

Baca juga  :

Daerah dengan PDRB per kapita tertinggi di Sumatera Barat

Kota Bukittinggi diketahui sebagai kabupaten/kota dengan PDRB per kapita tertingi, yaitu sebesar Rp65 juta pada tahun 2020.

Kemudian diikuti oleh Kota Padang dengan PDRB per kapita Rp64,67 juta, selanjutnya Kota Padang Panjang dengan PDRB per kapita Rp63,82 juta.

Selanjutnya Kabupaten Pasaman memiliki PDRB per kapita Rp31,32 juta dan Kabupaten Solok Selatan memiliki PDRB per kapita Rp31,81 juta.

Terakhir, Kabupaten Pesisir Selatan diketahui sebagai kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita terendah di Sumatera Barat, yaitu hanya Rp29,96 juta.

Categories
Artikel

5 Istilah Penting Dalam Adat Minang Yang Wajib Kamu Tau

Minangkabau merupakan salah satu suku penganut sistem matrilineal di dunia. Salah satu suku terbesar di Indonesia ini sebagian besar mendiami Provinsi Sumatera Barat.

Orang Minang saat ini merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia. Kata matrilineal berasal dari dua kata yaitu kata matri (ibu) dan lineal (garis). Artinya sistem kekerabatan yang mengacu pada garis keturunan ibu.

Jika membahas tentang sistem matrilineal suku Minang, maka ada sejumlah istilah yang terdengar asing bagi kebanyakan orang.

Berikut ini 5 istilah penting dalam Adat Minang yang wajib kamu tau.

  1. Bundo Kanduang

Bundo kanduang merupakan salah satu istilah populer dalam sistem matrilineal suku Minangkabau. Bundo kanduang secara harfiah bermakna “ibu sejati”, yaitu seorang perempuan Minang yang menjalankan perannya sebagai seorang ibu dalam konteks adat dan budaya.

Kehadiran seorang perempuan sangat penting dalam keluarga Minang karena dalam kekerabatan matrinileal garis keturunan mengikuti garis ibu. Jika tidak memiliki keturunan perempuan, maka garis keturunan keluarga tersebut bisa terputus.

  1. Ninik Mamak

Ninik mamak adalah saudara kandung laki-laki dari pihak ibu atau sebutan lain dari paman. Dalam suatu perkawinan, seorang ninik mamak memiliki peran besar terhadap kemenakan (keponakan) terutama keponakan perempuan. Ninik mamak berperan dalam mendidik semua keponakannya.

Pada intinya ninik mamak memiliki posisi yang kuat serta dominan dalam memimpin keluarga, bahkan bisa lebih kuat daripada ayah kandung.

  1. Sumando

Sumando berasal dari bahasa Melayu Kuno, yang artinya menumpang sementara waktu. Dalam bahasa Minang, sumando berarti menantu laki-laki.

Setelah menikah, seorang pria Minang menjalankan peran sebagai urang sumando atau orang yang menumpang di rumah keluarga istrinya.

Dalam adat Minang urang sumando digambarkan seperti “abu di ateh tunggua”, artinya mereka memiliki posisi yang sangat lemah di tengah keluarga istrinya karena dianggap tamu. Namun, sebagai urang sumando mereka tetap sangat dihormati dan dipanggil berdasarkan gelar yang mereka miliki diantaranya Bagindo, Sutan, atau Sidi.

  1. Malakok

Menurut adat Minang, seorang anak yang lahir dari perkawinan antara laki-laki Minang dengan perempuan bukan Minang tidak bisa dimasukkan ke dalam garis keturunan Minangkabau. Anak yang lahir dari ibu non-Minang ini berstatus “anak tidak bersuku”.

Meski demikian, anak yang tidak bersuku ini bisa diberikan suku dengan cara menjalani proses adat yang disebut dengan malakok.

Secara bahasa, malakok memiliki arti menempel atau melekat. Seorang anak yang ingin malakok harus memenuhi syarat-syarat dan tata cara adat sebagai berikut :

  1. Dengan menyediakan siriah langko (sirih) yang di atasnya terdapat emas atau bisa diganti dengan uang tunai.
  2. Menyediakan seekor kerbau atau kambing yang dipotong dalam upacara pemberian suku.

3.Perwakilan kaum yang memiliki suku menerimanya.

  1. Mendapatkan persetujuan dari semua panghulu suku atau pemangku adat di wilayah setempat.

BACA JUGA :

Setelah syarat dipenuhi, anak yang menjalani prosesi malakok akan disebut dengan kemenakan bertali emas.

  1. Pasumandan dan Mandan

Penjelasan sebelumnya disebutkan kalau seorang laki-laki dalam struktur adat Minang disebut sebagai seorang sumando. Sementara kebalikannya, perempuan di tengah keluarga suaminya disebut dengan mandan. Keluarga pihak laki-laki menyebut istri dari saudara laki-lakinya itu dengan istilah pasumandan.

Itulah beberapa istilah wajib kamu tahu yang terkait dengan sistem matrilineal di adat Minang.

Categories
Artikel

Makanan Terenak di Dunia, Rendang Asal Payakumbuh

Siapa sangka jika kuliner di Sumatera Barat bisa masuk kategori terenak di dunia. Rendang masakan khas dari Minangkabau ini ternyata diakui secara internasional sebagai makanan terenak dan bahkan disebut sebagai warisan budaya duni

Salah satu daerah penghasil rendang terenak di dunia adalah Payakumbuh. Karena hal ini juga terdapat daerah di Payakumbuh yang disebut dengan Kampung Rendang.

Bagi sebagian masyarakat mungkin menganggap jika rendang itu hanyalah olahan daging sapi saja, tapi ternyata itu anggapan yang salah. Bahkan ada juga rendang telur dan rendang ikan, rendang paru dan rendang jamur. Tergantung sumber daya alam apa yang banyak di daerah tersebut.

Kampung Rendang di Payakumbuh

Kuliner rendang ini juga menjadi salah satu aspek daya tarik untuk mengundang wisatawan ke Sumatera Barat. Terutama sekali ke Kampung Rendang di Payakumbuh. Karena selain bisa menyantap rendang terenak sedunia ini, di Kampung Rendang Payakumbuh itu pengunjung juga bisa menyaksikan pengolahan dari membuat rendang ini.

Sebenarnya olahan rendang ini bukan hanya ada di Payakumbuh saja. Tapi setiap daerah di Sumatera Barat pasti memiliki olahan rendang tersendiri juga. Namun yang dikenal masyarakat luas dan memiliki cita rasa yang khas adalah rendang dari Payakumbuh ini.

Selain karena rasanya yang enak, Rendang asal Payakumbuh ini ternyata juga memiliki pengelolaan yang baik untuk menjadi destinasi wisata kuliner supaya dilirik wisatawan mancanegara. 

Dengan cara membuat slogan Kampung Rendang dan konsisten dengan rasa yang sama di setiap rendangnya, ternyata menjadikan Kampung Rendang asal Payakumbuh masuk daftar lokasi kuliner yang wajib untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Hal ini juga lah penyebab dari rendang Payakumbuh diakui terenak sedunia.

Rendang Payakumbuh Diakui UNESCO

UNESCO bahkan juga memasukan rendang ke dalam kategori warisan budaya dunia. Hal ini ternyata bukan tanpa sebab, karena makanan khas Indonesia yang berasal dari Sumbar ini merupakan makanan terlezat di dunia dan berada di peringkat pertama.

Saking enaknya rendang ini, hampir seluruh masyarakat dunia mengetahui bahwa rendang ini merupakan makanan khas dari Indonesia.

BACA JUGA :

Bagaimana, apakah anda sudah pernah memakan rendang khas Payakumbuh? Jika belum, penulis menganjurkan untuk mencobanya, karena jika tak mencoba anda sangat rugi.

Mari sama-sama kita lestarikan kuliner khas Minangkabau ini. Dengan tetap memakan rendang dan belajar membuatnya, bisa menjadi langkah awal untuk tetap menjaga kelestariannya.