Saudagar Minang Raya

Categories
Artikel Uncategorized

Wah! Ternyata Sate Padang Ada banyak, Ini Dia 4 Jenisnya

Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu surganya kuliner di Indonesia. Tidak hanya dikenal dengan rendang yang lezat, Sumatera Barat juga dikenal memiliki kuliner sate enak yang biasanya disebut sate padang.

Sate atau satai adalah makanan yang terbuat dari daging dipotong kecil-kecil dan ditusuk dengan lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dipanggang menggunakan bara arang kayu. 

Sate Padang biasanya memakai bahan dasar berupa daging sapi, lidah, atau jeroan yang dimasak terlebih dahulu dengan bumbu rempah sebelum dibakar. Setelah dibakar sate disajikan dengan siraman kuah kental, lalu ditaburi bawang merah goreng sebagai sentuhan akhir. 

Rasanya yang sangat enak di lidah Umumnya kaya dengan cita rasa gurih pedas, meskipun beda-beda level pedasnya. Hidangan ini tidak hanya menjadi favorit masyarakat Sumatera, namun juga menjadi makanan favorit banyak orang di seluruh Indonesia.

Sate memiliki variasi biasanya dari daging yang digunakan, bumbu marinasi, atau bumbu siramannya. Perbedaan bumbu sate Padang dipengaruhi dari mana sate berasal. Mulai dari bahan yang digunakan, warna, hingga rasa berbeda satu dan lainnya.

Setidaknya ada 4 jenis sate padang terpopuler, yaitu sate Pariaman, sate darek, sate Dangung-dangung dan sate Pesisir Selatan. Bagaimana perbedaannya? Simak penjelasan berikut ini:

1. Sate Pariaman

Sate padang khas Pariaman punya ciri bumbu kental dengan warna kemerahan. Warna merah ini berasal dari penggunaan cabai yang banyak. Cabai yang banyak tentu membuat rasanya juga pedas.

Untuk membuat kuah sate padang khas Pariaman dibutuhkan 19 jenis bumbu dan rempah yang dimasak jadi satu. Kuah yang membakar lidah tersebut terbuat dari campuran tepung beras, tepung kanji, ketumbar, bawang putih, lengkuas, serai, cabai merah, dan bumbu dapur lainnya.

Beragamnya bumbu itu juga menjadi penyebab sata Pariaman terasa sangat kuat aroma dan rasanya. Daging sapi yang ditusukkan juga sudah matang, sehingga saat dibakar hanya untuk menghadirkan sensasi aroma yang lebih sedap.

2. Sate Pesisir Selatan

Sate Pesisir Selatan diketahui memiliki rasa pedas dan kaya akan rasa bumbu seperti kacang tanah, bawang goreng dan potongan kecil tulang ayam. Sate ini populer bagi pengendara yang melintasi jalur Sumatera Barat – Bengkulu.

Sate Pesisir Selatan atau sate Surantih juga terkenal dengan rasa pedas. Sate ini menggunakan daging ayam kampung atau kerang laut alias lokan. Daging kerangnya direbus terlebih dahulu dengan dibumbui cabai merah, bawang putih, bawang merah, ketumbar, merica, jintan, jahe, kunyit, serai dan langkuas ditumbuk halus. Setelah matang, daging kerang ditusuk dengan bambu dan dibakar hingga kecokelatan.

Sate kemudian disajikan dalam piring beralas daun pisang dengan siraman kuah kental. Menariknya, kuah siraman terbuat dari bumbu bekas merebus kerang yang dipadukan dengan tepung beras, bumbu dan rempah lain.

3. Sate Darek

Sate darek merupakan jenis sate padang yang diketahui berasal dari Padang Panjang. Ciri khas utamanya dilihat dari warna bumbu kuning cerah. Warna kuning sate darek berasal dari bumbu kunyit yang digunakan.

Bumbu kuning ini bertekstur kental memiliki rasa pedas dan gurih. Penggunaan bumbu dan rempah dalam jumlah banyak menjadikan rasanya sedap. Bumbu ini yang membuat daging sate darek lebih lezat.

Untuk dagingnya, sate padang Darek menggunakan bagian daging, lidah dan sedikit jeroan sapi. Sebelum dibakar, daging sapi lebih dulu direbus dengan berbagai bumbu hingga tekstur empuk dan bumbu meresap. Biasanya dihidangkan bersama ketupat dan taburan bawang merah.

Selain sate disajikan dengan ketupat, Sate Darek juga biasa disajikan dengan memasukkan kerupuk kulit ke dalam kuahnya. Karena kuahnya cepat encer, sebaiknya sajian ini disantap selagi hangat agar rasanya semakin lezat.

4. Sate Dagung-Dagung

Sesuai dengan namanya, sate ini berasal dari nagari Danguang-danguang di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Sate padang danguang-danguang bukan hanya dilengkapi saus kental saja tapi juga dilengkapi parutan bumbu kelapa kekuningan. Inilah yang membuat sate ini punya rasa lebih gurih.

Baca juga:

Bumbu sate juga punya rasa yang lebih lembut. Bukan pedas, justru bumbu sate terasa lebih manis. Kuahnya berwarna coklat dan terbilang sangat kental. Jadi, bagi yang ingin mencicipi sate padang dengan rasa yang tidak terlalu pedas, Sate Dangung-Dangung bisa menjadi pilihan.

Itulah penjelasan tentang empat jenis sate Padang. Sate Padang yang mana menjadi favoritmu? Atau ingin mencoba satu persatu agar mengetahui perbedaannya?

Categories
Uncategorized

Visit Beautiful West Sumatera 2023, Tim Pora Sumbar Siapkan Strategi Pengawasan

Tim Pengawasan Orang Asing (Pora) Sumatera Barat (Sumbar) bakal ikut andil dalam menyukseskan Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023 mendatang.

 

Kehadiran Tim Pora Sumbar itu, bertujuan untuk menyiapkan strategi pengawasan menyambut agenda VBWS 2023.

 

Diketahui, agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 tersebut adalah upaya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dalam memulihkan perekonomian.

 

Selain itu, juga bagian dari peningkatan jumlah kunjungan hingga pendapatan daerah melalui sektor pariwisata di Sumbar.

 

Kepala Divisi Imigrasi Kemenkumham Sumbar, Novianto Sulastono mengatakan, agenda VBWS 2023 itu sangat baik dan berdampak untuk kemajuan Sumbar.

 

Untuk itu, kata Novianto Sulastono, sangat penting seluruh pihak untuk bekerja sama demi kesuksesan berlangsungnya agenda VBWS 2023 dengan baik.

 

Lalu, kata Novianto Sulastono, agenda VBWS 2023 tersebut bakal berdampak pula terhadap kunjungan orang asik ke Sumbar.

 

“Pemprov telah membuat agenda VBWS 2023 untuk memajukan sektor pariwisata, hal ini tentu akan berdampak pada kunjungan orang asing ke Sumbar,” kata Novianto Sulastono.

 

Terkait dengan adanya orang asing di Visit Beautiful West Sumatera 2023 itu, Tim Pora bakal ikut andil untuk menyusun dan membuat strategi khusus untuk kelancaran VBWS 2023 itu.

 

Sebab, jika kehadiran orang asing tidak diawasi di agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 itu, ditakutkan bakal ada permasalahan baru yang mungkin bisa muncul.

 

Salah satunya, kata Novianto Sulastono, serupa indikasi pelanggaran keimigrasian, ketertiban hingga keamanan kunjungan di agenda VBWS 2023 tersebut.

 

Kendati demikian, pada hakikatnya, tugas dari Tim Pora Sumbar hanyalah mengawasi dan menindak jika terjadi pelanggaran pengunjung di agenda VBWS 2023 itu.

 

Pengawasan itu, bukan juga sebagai bentuk tidak mendukungnya kegiatan yang berdampak untuk pariwisata Sumbar. Namun, bertujuan supaya seluruh masyarakat yang hadir bisa aman saat berkegiatan.

 

“Jangan sampai orang asing yang masuk ke Sumbar malah memberikan efek negatif dengan melakukan pelanggaran baik itu terkait keimigrasian maupun pelanggaran hukum,” kata Novianto Sulastono.

 

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyampaikan, Agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023 sangat berpengaruh besar untuk peningkatan jumlah kunjungan ke Sumbar.

 

Baca juga:

 

Untuk itu, kata Mahyeldi, penyelenggaraan agenda itu harus melibatkan seluruh stakeholders di Sumbar.

 

Agenda Visit Beautiful West Sumatera 2023, diketahui memakai tagline ‘Ayo ke Sumbar’. Pembukaan agenda itu, dilakukan di Jam Gadang Kota Bukittinggi. Lalu, bakal berlanjut selama 2023 di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumbar.