Minangkabau termasuk golongan daerah di Indonesia yang sangat banyak memiliki permainan tradisional dan masih dikenal hingga kini. Permainan tradisional itu pun tak hanya diminati oleh masyarakat tua saja, tapi juga anak muda hingga anak-anak ikut gemar memainkannya.
Jika anda masyarakat Minang, pasti tau dengan permainan ini, yaitu KIM. KIM bagi sebagian orang diartikan sebagai kepanjangan dari Kesenian Irama Minang.
Berdasarkan kepanjangan dari kata KIM itu sendiri, kita pasti sudah tergambarkan permainan jenis apa KIM ini. Secara ringkasnya, tentunya KIM sangat erat dengan kesenian dan bunyi-bunyian.
Kapan KIM Dimainkan?
Bagi masyarakat Minang, KIM itu sendiri sangat ditunggu-tunggu pada saat acara pernikahan ataupun acara kenagarian dan pemuda. Biasanya masyarakat akan sangat bersemangat jika mengetahui di acara tersebut ada permainan KIM ini.
Semangat masyarakat itu pun bukan tanpa sebab, pasalnya dalam permainan KIM, akan banyak hadiah yang bisa dibagikan kepada pemain jika mereka beruntung. Hadiahnya pun beraneka ragam, ada yang biasa-biasa saja, hingga yang mewah seperti motor hingga kulkas. Tergantung siapa yang membuat acara.
Selain itu, permainkan KIM ini juga tak sama dengan orgen tunggal yang biasanya sangat dekat dengan budaya minum minuman keras dan keributan. Pada permainan KIM ini, penonton bisa terhibur lewat musik dan lagu-lagu dari pemain KIM dan bila beruntung mereka akan dapat hadiah dari kupon yang dibagikan secara gratis oleh tuan rumah.
Kendati permainan KIM ini hanya ada di Minang, bukan berarti para perantau Minang tak bisa menikmatinya di ranah rantau. Ternyata banyak juga perantau Minang ini ikut memainkan KIM di rantau dengan cara mengadakan acara seperti reunian atau pernikahan yang berisikan permainan KIM di dalamnya.
Hal itu mereka lakukan untuk melepas kerinduan tanah kelahiran dan jauh di rantau orang. Jadi, walaupun raga sudah tak lagi di ranah Minang, mereka tetap bisa terhibur dengan permainan KIM ini.
Di Minangkabau sendiri, tak semua masyarakat juga mampu untuk menghadirkan permainan KIM di setiap acara yang mereka gelar. Karena biaya untuk mengundang pemain KIM ini juga tak sedikit, jadi yang mengundangnya biasanya hanya masyarakat Minang golongan menengah keatas.
Namun, masyarakat Minang juga tetap bisa dihibur dengan ikut melihat dan berpartisipasi menjadi peserta di KIM ini. Karena biasanya tuan rumah akan membagikan kupon-kupon secara gratis, dan nantinya akan diundi nomornya untuk bisa mendapatkan hadiah bagi yang beruntung.
Apakah KIM Termasuk Judi?
KIM ini bagi sebagian orang ada yang menganggap judi, tapi ada juga yang menggapnya tidak judi. Setelah penulis rangkum dari beberapa sumber, ternyata KIM ini bisa dibilang sebagai judi jika pada penyelenggaraannya terdapat insert untuk mendapatkan kupon.
Pada semulanya, permainkan KIM di Minangkabau ini tidak menuntut bayaran dari penonton untuk mendapatkan kupon bermain. Semuanya ditanggung oleh tuan rumah yang menyelenggarakan. Namun, seiring berjalannya waktu, ada juga yang menjadikan KIM sebagai bagian dari permainan judi.
Mereka, meminta peserta untuk membeli kupon dengan harga tertentu dan baru bisa ikut bermain. Tentunya di sini ada pihak yang diuntungkan akibat pembelian kupon tersebut. Dan, praktik seperti ini baru bisa dikatakan sebagai judi.
Namun, jika KIM yang digelar itu hanya untuk senang-senang dan berbagi kebahagiaan kepada masyarakat tanpa memungut uang untuk dapat bermain. KIM tetaplah sah untuk diselenggarakan, dan asyik untuk dimainkan.
Bagaimana Cara Bermain KIM?
Permainan KIM ini diselenggarakan bersama dengan iringan musik dan lirik lagu yang diubah oleh pemain KIM. Biasanya lagu yang dimainkan itu adalah lagu jadul berbahasa Minang dan nanti di beberapa bait akan diubah beberapa katanya menjadi nomor yang ada di kupon.
Untuk itu sangat dianjurkan kepada peserta KIM untuk bisa fokus mendengarkan lirik demi lirik yang dilagukan saat bermain KIM. Karena jika ketinggalan satu nomor saja, bisa gagal untuk melanjutkan permainan dan otomatis pulang tanpa membawa hadiah.
Lirik lagu yang diplesetkan oleh tukang lagu di KIM ini kira-kira sebagai berikut:
Karambia satandan labek
Baminyak tangah kuali
Bapasan jo anak ketek
Si anam nan duo kali
Nah, melalui lirik ini peserta KIM bisa mencorong angka 66 pada kuponnya. Karena pada lirik lagu tersebut terdapat kalimat “Si anam nan duo kali” atau bahasa Indonesianya, angka enamnya ada dua.
Lalu ada lagi contoh yang lain, yaitu:
Diguncang batu diguncang
Diguncang si jando mudo
Hei tolong si abang pasang
Pasangkan si tigo duo
Pada lirik lagu ini, peserta KIM bisa mencoreng angka 32 pada kuponnya. Karena pada lirik lagu tersebut terdapat kalimat “Pasangkan si tigo duo” atau bahasa Indonesianya adalah pasangkan tiga dua.
Ketika lagu sudah dimainkan dan terdapat peserta KIM yang berhasil mendapatkan kupon dengan nomor yang sudah tercoreng satu baris mendatar dan menurun, maka peserta tersebut berhak mendapatkan hadiah yang telah disediakan oleh tuan rumah.
Jadi, beginilah bentuk permainan di ranah Minang yang masih dikenal dan diminati hingga kini. Untuk itu, mari tetap kita jaga kelestarian permainan tradisional ini supaya tidak digantikan dengan budaya modern. Supaya, anak cucu kita masih tetap bisa menikmatinya nanti.